Minimalisir Kekerasan Perempuan dan Anak
BENGKULU, bengkuluekspress.com - Wakil Gubernur Bengkulu Dr. E. H. Rosjonsyah meminta agar kasus kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (PA) di Provinsi Bengkulu dapat diminimalisir. Hal itu ditegaskannya saat inspeksi mendadak (sidak) ke Dinas P3APPKB Provinsi Bengkulu, Selasa (23/11). Wakil Gubernur mengatakan, meski angka kasus kekerasan perempuan dan anak di Provinsi Bengkulu berada diurutan ketiga terendah tingkat nasional, namun upaya untuk menekan kasus tersebut harus tetap dilakukan. \"Capaian ditingkat nasional itu karena kekerasan terhadap perempuan dan anak di daerah kita saat ini tidak sampai 200 kasus, tetapi jangan bangga. Itu harus menjadi motivasi untuk terus menekan secara maksimal agar kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terus menurun,\" kata Rosjonsyah. Menurutnya, DP3APPKB selaku leading sektor harus terus bergerak untuk menekan terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Bengkulu. Dirinya selaku pimpinan daerah siap mendorong dengan melakukan optimalisasi, baik dari sisi fasilitas dan juga anggaran untuk menunjang kinerja DP3APPKB ini. \"Intinya bagaimana kasus kekerasan itu harus terus ditekan,\" tegasnya. Ia menekankan, ketika kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih terjadi, tentu Pemerintah Daerah (Pemda) juga nantinya terdampak. Dalam artian Kepala Daerah dan Wakil Kadanya juga yang malu. \"Kita menilai peran DP3AKB ini tidak bisa dipandang sebelah mata, makanya kedepan harus terus disupport,\" ungkapnya. Kepala Dinas P3APPKB Provinsi Bengkulu, Hj. Foritha Ramadhani Wati, SE, M.Si mengatakan, sejauh ini berbagai upaya terus dilakukan dalam menekan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Langkah yang dilakukan seperti pendampingan, sosialisasi, pemberdayaan dan lainnya. \"Sejauh ini kalau melihat dari statistik angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, di daerah kita mengalami penurunan sejak beberapa tahun terakhir,\" jelasnya. Ia menambahkan, pada tahun 2017 Â angka kekerasan terhadap perempuan dan anak sebanyak 368 kasus, namun tahun ini turun menjadi 173 kasus. Jika dibandingkanprovinsi lain, Bengkulu merupakan daerah terendah kasus kekerasan tersebut. (HBN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: