Kisah Febri (21), Mahasiswa yang Nyambi Jadi Driver Ojol, Hasilkan Gaji Rp 5 Juta Perbulan

Kisah Febri (21), Mahasiswa yang Nyambi Jadi Driver Ojol, Hasilkan Gaji Rp 5 Juta Perbulan

KISAH Pebri (21), mahasiswa STIA Bengkulu ini bisa menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya di Bengkulu atau daerah lainnya. Pasalnya, sembari kuliah, Pebri juga nyambi bekerja sebagai driver ojek online (ojol) yang penghasilannya bisa mencapai Rp 5 juta perbulan. Pebri mulai bekerja sebagai driver ojol sejak Desember tahun 2018 lalu, setelah dianjurkan oleh pamannya. Dari hasil kerjanya, Pebri sudah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa bantuan dari orang tua. Seperti membeli motor, handphone, kuota, dan lainnya. Pebri menceritakan, penghasilannya dalam sehari bisa mencapari Rp 200 ribu hingga Rp 250 perhari. Jam kerjanya adalah jam 7 pagi sampai 10 malam. Waktu produktif (banyak orderan) saat calon penumpannya berangkat dan pulang sekolah atau makan siang. “Jika ditotalkan, pendapatan perbulan bisa mencapai Rp 5 juta, tergantung rezeki,\" ujar pemuda yang masih tingga bersama orang tuanya di kawasan Penggantungan Kota Bengkulu ini, Rabu (3/2). Untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan, ia pernah bekerja dari jam 7 pagi sampai 5 pagi lagi. Ia tak pernah mengenal takut, walaupun lokasi orderan di tempat rawan begal seperti daerah Jalan lapangan golf. “Saya pernah bekerja hampir 24 jam dalam sehari agar mendapat hasil yang lebih. Di dalam istilah grab ini dinamakan (ngalong),” ujarnya. Agar tidak jatuh sakit, ia hanya satu kali dalam seminggu untuk mengambil orderan selama 24 jam. Tepatnya hari Sabtu. Naas bagi driver ojol Kota Bengkulu, di akhir tahun 2019 masuk lagi ojol saingan tempat Pebri bekerja. Sehingga penghasilan dari grab menurun drastis hampir 40% dari pendapatan biasanya. “Penghasilan saya turun hampir setengah dari biasanya, orang banyak memilih ojol lainnya karena biayanya lebih murah dibandingkan grab,” keluhnya. Setelah 1 tahun bekerja, orang tuanya menganjurakan Pebri mengambil beasiswa kuliah di STIA Bengkulu. Akhirnya ia pun mendaftar kuliah dan mengambil jurusan Administrasi Negara. “Orang tua saya menganjurkan saya kerja sambil berkuliah di STIA Bengkulu agar lebih mudah mencari pekerjaan di kemudian hari,” katanya. Dia sekarang harus pandai membagi waktu antara bekerja dan jam belajarnya, agar keduanya berjalan dengan mulus. “walaupun saya sekarang seorang mahasiswa, saya tetap bekerja sebagai grab untuk memenuhi kebutuhan hidup saya tanpa mengandalkan orang tua,” pungkasnya.(MG9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: