Listrik di Kaur Sering Padam, Ini Penyebabnya

Listrik di Kaur Sering Padam, Ini Penyebabnya

BINTUHAN, bengkuluekspress.com - Dalam beberapa waktu belakangan ini kerap terjadi pemadaman listrik di wilayah Kabupaten Kaur. Bahkan terkadang pemadaman terjadi tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Menyikapi hal ini Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Bintuhan menginformasikan beberapa kendala sebagai penyebab gangguan itu sebagian besar karena rentang jaringan yang ada di Kabupaten Kaur cukup panjang.

\"Solusinya kita menunggu pembangunan gardu induk (GI) serta pemasangan Sambungan Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET),” kata Manager ULP PLN Bintuhan Novian Parlindo Minggu (11/10).

Dikatakan Novian, jika sutet tersebut dibangun maka banyak keuntungan yang didapat salah satunya meminimalisir gangguan. Sebab tegangan antara 275 kV hingga 800 kV, digunakan untuk transmisi listrik jarak jauh itu akan melalui saluran udara yang cukup tinggi. Artinya tidak akan terganggung dengan cuaca buruk. Dikatakannya saat ini pembangunam GI di Kecamatan Tetap sudah mencapai 30 persen. Sementara untuk pemasangan SUTET saat inii baru proses pembebasan lahan.

\"Kalau GI ini sudah selesai dibangun, insyaAllah gangguan listrik di Kaur ini bisa teratasi. Untuk pembangunannya terkendala Covid-19, namun akan dilanjutkan kembali,\" ujarnya.

Lanjutnya, selama ini penyebab pemadaman yakni dari GI Manna terdapat dua penyulang yakni penyulang kayu kunyit untuk Kota Manna dan penyulang Ekspress Bintuhan. Dari penyulang itu terhubung ke gardu penghubung Tanjung Kemuning dengan jarak sekitar 50 km.  Dikatakannya jarak 50 km ini sering terjadi gangguan belum dari gardu hubung ke Tanjung Kemuning yang dibagi beberapa jurusan juga sering mengalami gangguan.

\"Jadi dari gardu hubung itu dibagi tiga jurusan keluar yakni jurusan Padang guci, tanjung iman dan bintuhan, ini juga berpotensi mengalami gangguan, karena jaraknya sampai 50 km,\" terangnya.

Ditambahkannya, paling berpotensi yakni tanam tumbuh warga yang enggan ditebang. Hal ini lantaran sebagaian besar tanaman warga produktif alias menghasilkan. Misalnya tanaman depan rumah mangga, kelapa, tanaman sawit hingga tanaman lainya. Terkadang masyarakat enggan untuk ditebang kalaupun diizinkan hanya dipangkas sedikit akibatnya belum sampai seminggu sudah kembali tumbuh dan kembali menggangu jaringan listrik.

“Kita selalu menghimbau kepada masyarakat untuk merelakan tanamannya dipangkas, ini merupakan salah satu penyebab gangguan yang terjadi,\" jelasnya. (irul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: