UMB Bantah 200 Mahasiswanya Diisolasi
BENGKULU, bengkuluekspress.com - Pihak Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) membantah terkait adanya pemberitaan sebanyak 200 mahasiswa diisolasi setelah pulang dari study tour ke Jogjakarta. Dandi Sunardi, Kepala Humas UMB membenarkan bahwa terdapat 1 orang mahasiswa UMB dalam kedatangan tersebut dan bukan berjumlah 200 orang sebagaimana yang diberitakan.
\"Satu orang mahasiswa tersebut bernama UM mahasiswa akuntansi, ia merupakan mahasiswa peserta studi tour yang melakukan reschedule kepulangan. UM pun setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, dinyatakan sehat dan dipulangkan ke orang tuanya. Sementara peserta studi tour lainnya sudah tiba di Bengkulu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan yaitu 17 Maret 2020,\" terang Dendi, Selasa (24/03)
Adapun sumber jumlah 200 mahasiswa adalah miss informasi yang disampaikan orang tua saudari UM yang juga merupakan lurah di salah satu kelurahan di Kota Bengkulu yang disampaikan pada saat rapat bersama pemerintah kota, bahwa kemarin, Senin (23/03) anaknya bersama rombongan studi tour tiba dari Jogjakarta sebanyak 200 orang mahasiswa.
\"Kita sudah menyampaikan klarifikasi kepada seluruh awak media yang meliput, sementara itu, Wakil Rektor 3 melakukan koordinasi dengan bapak walikota dan wawali terkait dengan upaya pencegahan covid-19. WR3 menyampaikan bahwa pihak kampus telah melakukan upaya-upaya preventif guna mencegah penyebaran covid-19 bagi civitas akademika dan telah membentuk tim kesehatan untuk melakukan pemantauan secara berkelanjutan terhadap mahasiswa UMB,\" tambah Dendi.
Kampus UMB juga menyatakan siap berkoordinasi dengan pihak pemerintah kota dalam pencegahan wabah covid-19. Seperti kebijakan UMB yang mereschedul seluruh PKL yaitu prodi Biologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kesehatan, dan lain-lain semuanya telah ditunda sesuai intruksi dan edaran dari Rektor UMB.
Ia menjelaskan, adapun mahasiswa PKL yang berangkat adalah mereka yang berangkat sebelum dikeluarkannya edaran rektor dan keseluruhannya telah kembali pada tanggal 17 Maret kecuali 1 orang mahasiswa yang memang meminta reschedul kepulangan menjadi tanggal 23 Maret dan saat itulah terjadi miss komunikasi tersebut. (Imn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: