Angka Kemiskinan Bengkulu Masih Tinggi
Riri: Perlu Tindakan Serius
BENGKULU, bengkuluekspress.com - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis awal Desember 2019 persentase penduduk miskin Provinsi Bengkulu, berada pada angka 15,23 persen. Turun sekitar dua persen dibanding Maret 2016 yang berada pada posisi 17,32 persen. Angka kemiskinan Bengkulu itu masih tinggi dibanding dengan persentase penduduk miskin nasional yang hanya 9,41 persen dan masih berada pada peringkat teratas kedua setelah Aceh untuk pulau sumatera.
Terkait data ini, Anggota Komite II DPD RI Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, berdasarkan data tersebut perlu dikaji secara serius mengapa angka kemiskinan masih tinggi. Apakah program yang kurang tepat sasaran atau ada masalah lain.
\"Ini tanggung jawab bersama. Programnya singkron mulai dari pusat sampai ke unit pemerintahan terkecil agar datanya jelas, orangnya jelas, dananya jelas, sehingga hasilnya jelas. Saya yakin dengan cara seperti ini kemiskinan bisa ditekan serendah-rendahnya,” ujar Riri kepada BE, kamarin (8/12).
Dalam mengentaskan kemiskinan, Riri menegaskan, riset tersebut, mencari apa kendala dan menjawab kemiskinan Provinsi Bengkulu yang masih tinggi. Sehingga, lanjutnya, dapat melahirkan program-program yang menarik dalam mengentaskan kemiskinan. \"Dimanakah daerah tertinggal, daerah kemiskinannya yang masih tinggi. Harus kita gali apa programnya dan bagaimana hasilnya, serta outputnya seperti apa,\" ungkapnya.
Perempuan yang mendapat gelar Putri Dayang Negeri oleh Masyarakat Adat Tapus ini menyarankan, dalam program, pemerintah perlu meningkatkan pemberdayaan keluarga miskin, perbaikan akses pendidikan dan diperlukan pelatihan yang menyertakan keluarga miskin serta bantuan peluang usaha berupa bantuan modal usaha mikro.
Hal tersebut menurutnya, dapat meningkatkan pendapatan, kemudian bisa memenuhi kebutuhan dasar berupa pangan dan non pangan. \"Kemiskinan adalah sebuah sistem dengan penguasaan modal dan ketidaktersedian alat produksi. Maka sangat perlu dalam pengentasan kemiskinan, pelatihan dan modal produksi berupa usaha mikro serta terkontrol oleh pemerintah,\" tambah Riri.
Riri menegaskan, pelatihan saat ini hanya sekedar pelatihan. Pemberian modal dan kontrol kurang diberlakukan. Sehingga hasilnya kurang maksimal. Namun, ungkapnya, pemerintah patut diapresiasi dengan apa yang telah dilakukan karena telah mampu mengunurunkan angka kemiskinan hingga 2 persen. \"Saya harap, kedepan, pemberdayaan ekonomi daerah tertinggal menjadi prioritas dalam mengentaskan kemiskinan. Dengan hal tersebut, sedikit demi sedikit kemiskinan akan terentaskan,\" tandas Riri. (151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: