Korban Banjir Belum Ditemukan
BINTUHAN, Bengkulu Ekspress- Musibah banjir yang melanda Kabupaten Kaur sejak Jumat (27/4) masih sangat dirasakan oleh ribuan Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Kaur. Sebab beberapa diantaranya kehilangan tempat tinggal bahkan ada yang kehilangan anggota keluarganya karena diterjang air bah yang datang secara spontan. Hal ini disebabkan curah hujan yang cukup tinggi, sehingga beberapa sungai meluap ke perkampungan penduduk.
“Untuk kondisi air saat ini sudah surut dan warga sudah mulai membersihkan rumahnya masing-masing,” kata Camat Maje, Eka Joni Ikwan SE, kepada Bengkulu Ekspress kemarin (28/4).
Dikatakan Camat, luapan air Sambat atau air Jawa ini merupakan yang terbesar. Dimana akibat luapan sungai itu satu orang ibu rumah tangga (IRT) hilang dan sampai kemarin belum ditemukan. Dua anggota keluarganya yang lain sempat terseret, namun beruntung dapat menyelamatkan diri. Selain itu, akibat terjangan air Sambat akses transportasi tertutup lumpur. Hingga waktu 24 jam belum bisa dilalui kendaraan karena dalamnya lumpur yang menggenangi badan jalan.
Warga yang terseret arus sungai yakni Tumini (60) warga Desa Air Jelatang Kecamatan Maje yang tinggal di dekat air Tarahan sungai Sambat. Luapan air Tarahan menghanyutkan tempat tinggalnya sejauh kurang lebih 100 meter. Anaknya sendiri, Rian, sempat bergantungan di tali nilon pada tiang listrik untuk menyelamatkan diri. Sedangkan Suaminya juga sempat terseret namun berhasil selamat.
“Dari keterangan pihak keluarga, saat itu korban sedang dalam rumah, tiba-tiba air masuk dan cepat sekali membesar dan korban tidak sempat menyelamatkan diri dan akhirnya terseret arus,” kata camat.
Dikatakan camat, pencarian terhadap korban Tumini (60) yang terseret arus akibat luapan Air Sambat Kecamatan Maje, belum membuahkan hasil. Proses pencarian terhadap korban itu terus dilakukan, namun belum menemui titik terang dan hingga berita ini diturunkan, korban belum ditemukan.
Dimana pencarian istri Muhadi ini melibatkan warga setempat dibantu Tim Basarnas masih melakukan pencarian korban. Tapi hingga sore kemarin belum ada tanda-tanda jasad korban bakal ditemukan. Para tim bersama nelayan masih fokus melakukan pencarian di sekitar lokasi korban air Sambat. “Untuk korban yang terseret banjir itu belum ditemukan, dan warga bersama anggota Basarnas kini sedang melakukan penyisiran di sekitar pinggir air Sambat, dan mudah-mudahan korban dapat ditemukan,” harapnya.
Selain derita yang dialami keluarga Muhadi, ada ratusan KK lain yang juga mengalami kerusakan rumah yang parah. Di simpang air Jawa misalnya, puluhan rumah dan usaha warga porak poranda. Rumah Makan Lesehan Air Jawa, serta warung bakso disampingnya disapu banjir, tembok jebol serta beberapa buah lesehan dan usahanya terbawa arus sungai. Bukan hanya itu, usaha tahu yang berada disampingnya juga mengalami kerusakan parah.
Sementara saat masuk ke dalam simpang Sambat, kondisi yang sama juga terjadi, ada beberapa usaha warga juga porak poranda. “Kami tidak bisa berkata apalagi, semuanya hancur dan diterjang banjir. Saat ini tak ada lagi yang tersisa,” kata Mardi (63) pemilik lesehan Air Jawa, kemarin (28/4).
Kondisi yang sama juga terjadi di tiga desa dalam wilayah Sambat yakni Air Jelatang, Kedataran dan Tanjung Ganti. Tiga desa ini yang berada di pinggir sungai Sambat, mengalami hal serupa. Sejumlah perabotan warga hilang. Barang barang elektronik rusak dan hanyut, namun korban jiwa beruntung tak bertambah.
“Sampai tadi malam (28/4) akses masih tertutup, kami mendapat kiriman dari luar bahan makanan oleh tim relawan. Warga saya dan desa lain berkemas-kemas dan juga masih waswas banjir susulan,” kata Amran PT, Kades Air Jelatang kemarin.
Kondisi tak jauh berbeda juga terjadi di kawasan Dusun Sawang Desa Tanjung Baru, Desa Argo Mulya Kecamatan Maje. Dua desa berdekatan ini juga disapu banjir luapan sungai Sawang yang memenuhi perkampungan penduduk. Sejumlah pemukiman warga dipenuhi lumpur dan dipastikan pula puluhan hektar sawah gagal panen diterjang banjir.
“Di Dusun Sawang dan Arga Mulya juga banjir bandang sama dengan Sambat semua perabotan warga rusak, untuk jumlah KKnya di dusun Sawah sebelum jembatan dari Kota Bintuhan hampri menyeluruh terkena dampak sedangkan Arga Mulya juga demikian,” kata Kalakhar Polsek Maje, Iptu Pratikto, kemarin.
Di Kecematan Nasal kondisi tak kalah parahnya juga terjadi di Desa Suku Tiga, daerah langganan banjir ini diterjang keganasan sungai Nasal. Akibatnya ratusan rumah terendam hingga sampai 2 meter lebih. Warga malam harinya mengungsi. Tak ada korban jiwa dalam insident itu.
Namun semua perabotan rumah tangga warga mengalami kerusakan bahkan ada yang hilang. Akses menuju Kaur juga tertutup melalui Jalur Lampung Kaur dengan adanya beberapa titik longsor. “Untuk longsor sudah dibuka sementara untuk pemukiman warga saat ini sedang dalam pemulihan,” ungkap Kapolsek Nasal Iptu Yana Rohyana.
Sementara itu, pasca banjir bandang kemarin, beberapa bantuan dari BPBD, Dinsos, Polres Kaur telah menyalurkan bantuan logistik dan perlengkapan bagi korban bencana banjir. Selain itu juga dapur umum dan beberapa dokter telah diterjunkan dilokasi banjir tersebut.
“Bantuan bencana seperti beras selimut, makanan siap saji sudah kita salurkan. Juga petugas kesehatan sudah kita siapkan kalau ada warga yang sakit akibat banjir, juga bapak Bupati meminta kepada OPD untuk siaga dan aktif dalam penanggulan bencana ini,” kata Sekda Kaur H Nandar Munadi SSos kemarin.(618)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: