Perjuangan Pelajar SMP di Tanjung RamanDemi UNBK, Nginap di Rumah Warga

Perjuangan Pelajar SMP di Tanjung RamanDemi UNBK, Nginap di Rumah Warga

Perjuangan siswa/siswi SMP Negeri 22 Kabupaten Benteng yang berada di Desa Tanjung Raman, Kecamatan Taba Penanjung patut diapresiasi. Agar bisa mengikuti ujian nasional kertas pensil (UNKP) tahun 2019 ini, para siswa yang merupakan warga Desa Tanjung Raman terpaksa mengungsi ke rumah warga.

Sebab, pelaksanaan ujian di SMP di Desa Tanjung Raman dinilai belum layak dan menyulitkan proses pendistribusian soal dan lembar jawaban. Hal tersebut dikarenakan akses jalan keluar dan masuk desa mengalami kerusakan parah. Ruas jalan kabupaten sepanjang 3 kilometer tersebut terlihat memprihatinkan. Batu kerikil yang ada di permukaan jalan telah hilang dan hanya terlihat tanah kuning.

Terlebih lagi saat musim penghujan, kondisi jalan akan semakin licin dan dipenuhi oleh genangan air bak kubangan kerbau. Selain akses jalan yang memprihatinkan, kondisi jembatan menuju desa juga menjadi kendala serius. Jembatan sepanjang 15 meter dan lebar 3 meter tersebut selalu rusak tatkala hujan tiba.

Mempertimbangkan akses keluar dan masuk desa yang sulit, seluruh pelajar yang terdaftar sebagai peserta ujian ikhlas meninggalkan rumah orang tuanya selama UNKP berlangsung dan menumpang di rumah sanak famili yang berada di sekitaran SMP Neger 25 Kabupaten Benteng di Desa Sukarami, Kecamatan Taba Penanjung yang berada tak jauh dari jalan lintas Kota Benteng-Kabupaten Kepahiang.

\"UNKP tahun 2019 ini dilaksanakan selama 4 hari, pada tanggal 22-25 April 2019. Selama ujian berlangsung, pelajar disarankan untuk menginap di rumah warga sekitar SMP tempat menginduk. Sehingga, tak ada kendala bagi pelajar untuk datang terlambat atau tak hadir saat ujian,\" kata Kepala SMP 22 Kabupaten Benteng, Kastawi SPd, kemarin (23/4).

Diungkapkan Kastawi, tahun 2019 ini terdapat sebanyak 16 orang siswanya terdaftar sebagai peserta ujian. Kebanggaan tersediri dirasakan olehnya tatkala melihat raut wajah pelajar yang masih mengenakan seragam putih-biru tersebut tetap semangat menuntut ilmu.

\"Semangat mereka untuk menempuh pendidikan sangat tinggi. Saya juga berikan apresiasi kepada para guru, baik itu yang berstatus PNS ataupun non PNS yang telah mengabdi dan mendidik pelajar di daerah terpencil,\" tambahnya.

Melihat kondisi infrastruktur yang masih belum memadai, Kastawi berharap agar Pemda Benteng bisa memprioritaskan pembangunan menuju Desa Tanjung Raman.\"Saat musim hujan, para guru rela berbasah-basahan akibat kendaraan tercebur kedalam genangan air. Bahkan, tak jarang pula sepeda motor terpaksa didorong ataupun diangkat secara bergotong royong jika jembatan mengalami kerusakan parah. Kami hanya bisa berharap jalan menuju SMP 22 Benteng menjadi salah satu perhatian,\" pinta Kastawi. Pantauan Bengkulu Ekspress, ujian di SMP 25 Benteng berjalan lancar dengan diikuti oleh 40 orang siswa. Sebanyak 24 orang dari SMP 25 Benteng selaku tuan rumah dan 16 orang dari SMP 22 Benteng.(***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: