Potensi CPO, 5 Juta Ton/Tahun
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Tidak hanya batu bara, jika Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berhasil dibangun di Pelabuhan Pulau Baai maka Bengkulu memiliki terminal curah cair CPO yang mampu menampung 5 juta ton per tahun. Hal tersebut tentu saja ikut meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang notabene memiliki komoditas unggulan dibidang perkelapa sawitan. Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA mengatakan, pihaknya optimis pengembangan kawasan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu dirasa sangat strategis. Karena secara langsung ikut meningkatkan industri hilirisasi di Provinsi Bengkulu, khususnya produksi CPO dari kelapa sawit.
\"Kalau KEK di Pelabuhan Pulau Baai sudah terealisasi maka disana akan dibangun terminal curah cair, potensi terminal cair tersebut bisa digunakan untuk menampung CPO, dimana per tahun bisa mencapai 5 juta ton,\" kata Rohidin, usai acara Pengukuhan Pengurus Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial Provinsi Bengkulu di Kantor Dinsos Provinsi Bengkulu, Kamis (4/4).
Ia mengaku, potensi tersebut bisa meningkatkan nilai tambah produksi komoditas di Bengkulu. Sehingga komoditas ekspor di Bengkulu akan semakin banyak dan neraca perdagangan juga akan semakin meningkat. \"Muaranya adalah pertumbuhan ekonomi, kalau ekonomi kita meningkat maka daerah akan berkembang dan maju, dan akan ikut berdampak pada ekonomi masyarakat juga,\" tegas Rohidin. Tidak hanya CPO, komoditas kopi juga akan mampu meningkatkan nilai ekspor di Bengkulu. Hal tersebut mengingat produksi kopi yang cukup tinggi di Provinsi Bengkulu.
\"Kita pastikan komoditas kopi juga akan menjadi komoditas ekspor kita, kita yakin itu akan terwujud,\" tutupnya.
Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani MA sangat mendukung rencana strategis yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu. Dengan adanya rencana tersebut diharapkan produk komoditas ekspor Bengkulu akan bertambah dan neraca perdagangan juga akan meningkat.
\"Komoditas yang diekspor Provinsi Bengkulu melalui Pelabuhan Pulau Baai hingga Februari 2019 yaitu batu bara sebesar US$ 10,75 juta (95,99%) dan cangkang sawit sebesar US$ 0,45 juta (4,01%), sementara komoditas lainnya belum ada,\" ujar Dyah. Pihaknya berharap rencana pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut akan terealisasi dengan baik. Sehingga provinsi Bengkulu memiliki banyak komoditas unggulan untuk diekspor. \"Kita berharap banyak komoditas yang bisa di ekspor dari Bengkulu, masa cuma batu bara, komoditas kita banyak, kita harus dukung itu,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: