Unihaz Gelar Kuliah Umum, Bersama Prof. Miranda S. Goeltom
Menakar Utang Pemerintah
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH (Unihaz) Bengkulu kembali menggelar kuliah umum, kemarin (11/3). Kali ini kuliah umum dengan menghadirkan narasumber Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sekaligus mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Prof. Dr. Miranda S Goeltom, SE., M.B.A. Selain Prof. Miranda, Unihaz juga menghadirkan Christine Sidabutar selaku Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu. Kuliah umum ini mengangkat tema \'Menakar Utang Pemerintah, Instrumen atau Jebakan\'.
\"Latar belakang mengangkat tema ini karena adanya fenomena bahwa utang pemerintah selama beberapa tahun mengalami peningkatan yang cukup tinggi,\" Kata Ketua Panitia Kuliah Umum Unihaz sekaligus Kepala Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Unihaz Bengkulu, Dr. Aan Zulyanto.
Menurut Aan, dari 23% rasio pendapatan nasional tahun 2012, saat ini mencapai 30% tahun 2018. Peningkatan yang cukup besar sehingga ada kekawatiran banyak pihak bahwa peningkatan hutang ini akan menimbulkan ketergantungan terhadap luar negeri. Sehingga ekonomi nasional sangat rentan akibat guncangan-guncangan global. Pada satu sisi, pemerintah merasa aman, karena 30% masih jauh dari batas yang disarankan UU yaitu 60%. Perdebatan ini lebih intensif lagi pada tahun-tahun politik seperti saat ini, baik di media sosial maupun di media lainnya.
\"Utang ini sangat sensitif untuk didiskusikan, akan tetapi sering kali didiskusikan tidak proporsional lagi, sehingga sebagai masyarakat akademik kami melihat ini sangat menarik dibahas lebih akademis dan ilmiah lagi dengan mendatangkan narasumber yang ahli dibidangnya untuk membahas topik ini. Harapannya dengan adanya kuliah umum ini baik dosen, mahasiswa dan masyarakat kampus akan lebih paham lagi dengan utang negara dan digunakan untuk apa. Sehingga perdebatan yang terjadi nantinya bukan hanya bicara emosi dan hoax saja, akan tetapi ada data, fakta dan berdasarkan referensi dan rujukan yang lebih ilmiah sehingga lebih enak membahasnya,\" jelas Aan.
Sementara itu, Prof. Dr. Miranda S. Goeltom, SE., M.B.A menjelaskan utang Indonesia masih aman dan terkendali. Menurutnya, utang Indonesia saat ini masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. \"Penjelasan tentang utang sudah ada dalam Undang-undang, batas pinjaman dibatasi maksimal 60% dari PDB. Sementara kita untuk rasio utang terhadap PDB baru menginjak di angka 30%, jadi masih jauh dari batasan yang telah ditentukan. Utang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi, utang juga digunakan untuk membangun infrastuktur, mengurangi kemiskinan, dan menjaga pertumbuhan ekonomi.
Tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak memiliki utang. Disini bukan masalah angka utangnya yang menjadi persoalan akan tetapi apakah utang itu sudah digunakan secara efektif dan produktif,\" ungkapnya. Di sisi lain Rektor Unihaz, Dr. Yulfiperius mengatakan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu tumbuh 5,08 %, ini lebih tinggi dibandingkanm sebelumnya. Akan tetapi, angka kemiskinan juga masih tinggi, walaupun mengalami penurunan dari 17,03 % menjadi 15,59%, tetapi angka itu masih sangat tinggi. Seharusnya pertumbuhan ekonomi yang kian tinggi harus bisa berdampak langsung pada penurunan angka kemiskinan.
\"Perekonomian Bengkulu triwulan II 2018 terus menunjukan perbaikan dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya. Realisasi pertumbuhan ekonomi Bengkulu di triwulan II 2018 sebesar 5,10%, lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2018 sebesar 5,08%. Kenaikan tersebut didukung oleh membaiknya kinerja di semua komponen permintaan.
Disisi lain, Christine Sidabutar selaku Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu mengatakan tabilitas keuangan daerah di Bengkulu cukup baik dan terjaga, secara umum perekonomian Bengkulu keseluruhan di tahun2018 diperkirakan akan membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Kegiatan ini dilaksanakan di aula Unihaz Bengkulu, yang dihadiri Rektor Unihaz, Wakil Rektor Unihaz, Dekan dan Wakil Dekan Ekonomi, tamu undangan, mahasiswa Unihaz Bengkulu dan ada juga mahasiswa yang berasal dari PTN dan PTS di Bengkulu. (Cik8/Prw).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: