Ribuan Fasilitas Pendidikan Rusak
BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Fasilitas pendidikan tingkat SMA se-Provinsi Bengkulu, banyak mengalami kerusakan mulai dari ruangan kelas tempat belajar siswa, laboratorium, perpustakaan, ruangan guru hingga ruangan kepala sekolah.
Jumlah ruangan fasilitas sekolah yang rusak itu menembus ribuan unit. Kerusakan terjadi hampir disemua SMA, yang tersebar di 9 kabupaten dan 1 kota di Provinsi Bengkulu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Bengkulu Drs Budiman Ismaun MPd melalui Kepala Bidang Pembinaan SMA Zahirman Aidi MTPd, mengatakan fasilitas rusak tersebut masih digunakan. \"Untuk kelas rusak sebagian masih digunakan untuk kegiatan belajar mengajar,\" katanya.
Dari 1.828 unit kelas, diketahui hanya 587 unit kelas yang dinyatakan baik, sisanya 1.241 kelas rusak. Adapun kerusakan itu, kelas rusak ringan 1.105 ruangan, rusak sedang 124 ruangan, dan rusak berat 10 ruangan. Penyebab ruang kelas rusak ada banyak faktor. Mulai dari sekolah dalam kondisi tua, sehingga sejak dibangun belum pernah direhab total, atau hanya direhab kecil.
Kondisi memprihatinkan juga terjadi pada perpustakaan sebanyak 89 unit rusak, rincianya 74 unit rusak ringan, 11 rusak sedang da 4 unit rusak berat. Ruang guru pun demikian, hanya 34 sekolah yang dinyatakan dalam kondisi baik.
Adapun kerusakan meliputi rusak ringan 79 unit, 14 unit rusak berat dan 16 unit rusak sedang. Berikutya, ruangan kepala sekolah, yang dalam kondisi baik hanya 35 unit, sisanya 68 unit rusak ringan 11 unit rusah sedang dan 5 unit rusak berat.
Kerusakan juga terjadi pada sarana laboratorium seperti laboratorium kimia yang baik 23 unit, 36 unit rusak ringan, 2 unit rusak sedang dan 2 unit rusak berat.Laboratorium fisik hanya 27 unit yang baik, 37 lab rusak ringan,6 unit sudah berat, kondisi laboratorium biologi dalam kondisi baik 17 unit dan sisanya 46 unit rusak ringan. \'\'Tahun ini, Dispendikbud Provinsi Bengkulu, sudah mengusulkan perbaikan ruang kelas dan prasarana tersebut melalui dana alokasi khusus (DAK) yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2019,\" katanya.
Teknis perbaikannya masih menunggu keputusan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dikelola Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) atau swakelola. \"Besaran DAK yang diterima diprediksi mencapai Rp 23 miliar, dari 100 miliar yang diusulkan. Sekarang masih proses pembahasan di tingkat pusat, \" kata Zahirman.
Perolehan DAK ini cukup tinggi dibanding 2017, hanya Rp 800 juta. Banyak penyebab usulan tidak disetujui karena kurang sinkronnya data pokok pendidikan (Dapodik) dengan kenyataan. Misal sekolah punya laboratorium digunakan sebagai ruang kelas, namun dalam data dapodik tidak dilaporkan sehingga usulan gagal karena salah permintaan. \"Kedepan sekolah melalui operator dapodik harus memvalidkan data,\" katanya.
Zahirman menyampaikan, sarana dan prasarana pendidikan rusak tersebut sangat membutuhkan anggaran perbaikan. \"Jika dibiarkan lambat laun bisa menganggu kegiatan belajar mengajar peserta didik,\" katanya. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: