Perikanan dan Peternakan Bergairah

Perikanan dan Peternakan Bergairah

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Meskipun Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Bengkulu selalu mengalami defisit, tidak semua sektor mengalami hal demikian. Nyatanya sektor perikanan dan peternakan masih memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Hal ini berdasarkan data NTP Provinsi Bengkulu untuk subsektor perikanan tangkap yang masih sebesar 108,91 dan subsektor peternakan sebesar 108,53.

\"Tidak semua sektor NTP-nya defisit, perikanan tangkap dan Peternakan masih menghasilkan bagi peternak dan nelayan di Bengkulu,\" kata Kepala BPS Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani MA, kemarin (17/10/2018).

Sektor perikanan tangkap dan peternakan menunjukkan tingkat kesejahteraan bagi peternak dan nelayan di Provinsi Bengkulu masih terjaga. Sehingga daya beli peternak dan nelayan masih dalam kategori aman. Hal ini menunjukkan potensi perikanan dan peternakan masih bergairah. Lebih lagi, industri perikanan tangkap di Bengkulu juga sangat menjanjikan mulai dari ikan, udang, dan kepiting. Bahkan, sektor peternakan juga akan sulit turun mengingat kebutuhan masyarakat mulai dari telur, daging ayam, dan daging sapi masih sangat tinggi.

\"Penilaian kami kedua sektor tersebut masih bergairah di Bengkulu, dibandingkan sektor lainnya seperti pertanian dan holtikultura yang selalu mengalami defisit,\" ujar Dyah.

Bahkan sejak Januari hingga September 2018, nilai NTP subsektor perikanan tangkap dan peternakan tidak pernah mengalami defisit. Hal ini menunjukkan kedua sektor itu masih cukup kuat bertahan didalam kondisi ekonomi yang sedang tidak stabil saat ini.

\"Kalau melihat berdasarkan data historis, kedua subsektor ini masih baik dam belum pernah mengalami defisit, akan tetapi kalau menurun beberapa point mungkin pernah,\" terang Dyah.

Baiknya kedua subsektor tersebut disambut baik oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu.

Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Nopian Andusti SE MT menilai, jika selama ini banyak petani selalu mengalami defisit dan belum sejahtera, namun peternak dan sebagian nelayan masih cukup sejahtera karena nilai NTP-nya masih di atas 100.

\"NTP di atas 100 menunjukkan petani surplus, sama dengan 100 berarti impas dan di bawah 100 berarti petani rugi/defisit, kita melihat NTP di Bengkulu selalu defisit yang artinya petani masih rugi\" terang Nopian.

Meski begitu, indeks harga ditingkat petani selalu berfluktuasi secara harian dan bulanan, maka untuk melihat kemampuan daya beli petani/tingkat kesejahteraan semestinya tidak hanya membandingkan nilai NTP dalam kurun waktu sesaat saja (bulanan), melainkan dihitung rerata dalam waktu lebih panjang (tahunan). Karena menganalisis kesejahteraan petani dalam kurun waktu pendek akan menyesatkan karena bisa bisa saja pada bulan ini petani dianggap tidak sejahtera karena NTP turun dan bulan depan berubah drastis menjadi sejahtera karena NTP naik.

\"Oleh karena itu, analisis NTP sebaiknya minimal satu musim tanam untuk petani tanaman semusim dan tahunan untuk petani tanaman tahunan, sementara untuk kedua subsektor tersebut NTP selalu bagus karena permintaan masyarakat juga tinggi sementara persediaan di pasar tidak banyak,\" tutupnya.

Salah seorang nelayan di Kota Bengkulu, Buyung Yandani (38) menjelaskan, membaiknya nilai NTP subsektor perikanan tangkap diakibatkan hasil tangkapan ikan yang selalu normal. Meskipun cuaca buruk, akan tetapi hasil tangkapan tidak pernah menurun. Bahkan dalam sehari nelayan tetap bisa mendapatkan mulai dari 25 kilogram (kg) hingga 100 kg tangkapan. Dimana lokasi penangkapan ikan tidak hanya dilakukan di sekitar perairan Bengkulu akan tetapi wilayah strategis lainnya juga tak luput menjadi incaran.

\"Kalau dapatnya tidak menentu, kadang kalau cuaca bagus ikannya banyak. Tapi kalau buruk tidak begitu banyak, tapi stabil\" kata Buyung.

Sementara itu, Hendri (40), nelayan di Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu, juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, potensi perikanan di Bengkulu cukup bagus. Tak hanya itu, harga ikan hasil tangkapan nelayan juga cukup menjanjikan. Satu kilogram ikan segar mampu dihargai mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 70 ribu, tergantung jenis dari ikan yang dijual. Baiknya harga ikan tersebut, membuat subsektor perikanan tangkap cukup baik.

\"Kami bersyukur, karena harga ikan selalu bagus dan tangkapan juga tidak pernah mengecewakan,\" terang Hendri.

Tidak hanya perikanan tangkap, peternakan juga masih memberikan kesejahteraan. Pasalnya meski harga telur, daging ayam, dan sapi selalu mengalami fluktuasi harga, masyarakat tidak pernah bisa meninggalkan semua komoditas ini. Hal inilah yang mendasari kenapa para peternak di Bengkulu tidak pernah rugi. Hal tersebut dibenarkan oleh Peternak Ayam Petelur di Bengkulu, Januar Ali (33). Ia mengaku selalu mendapatkan untung maksimal meskipun harga telur mengalami kenaikan.

\"Biasanya pedagang takut, kalau harga naik maka pembeli sepi, tapi kami tidak pernah mengalami itu, rata-rata pembeli selalu ramai memesan telur,\" kata Januar.

Hal tersebut juga dialami oleh Peternak Ayam Potong di Kabupaten Bengkulu Tengah, Uda Ad. Ia mengaku, permintaan ayam potong dari para broker di Kota Bengkulu selalu ramai. Bahkan persediaan ayam dikandang selalu kurang tidak mampu memenuhi permintaan di pasar.

\"Kalau permintaan ayam selalu tinggi, kami saja selalu kekurangan, kalau rugi insha Allah belum pernah,\" tutupnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: