10 Depot Air Galon Mengandung e-Coli

10 Depot Air Galon  Mengandung e-Coli

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu terus memperketat pengawasan terhadap usaha depot air minum atau pengisian galon yang ada di setiap Kelurahan. Dan dari hasil peninjauan dilapangan beberapa waktu lalu, terdapat 10 dari 25 depot yang diambil sample dinyatakan positif mengandung bakteri e-coli.

\" Pengambilan sample ini pada bulan Agustus lalu dan keluar hasil uji laboratorium akhir september lalu, hasilnya diwilayah kecamatan Kampung Melayu dan Selebar, ada 10 depot galon terindikasi bakteri,\" ujar Kepala Bidang (Kabid) Sarana Perdagangan dan Tertib Niaga, Yuliansyah SE saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin (10/10).

Yuliansyah menjelaskan bakteri E. coli adalah singkatan dari Escherichia coli. Bakteri E-coli dalam air berasal dari pencemaran atau kontaminasi dari kotoran hewan dan manusia. Kotoran dapat berisi banyak jenis organisme penyebab penyakit.

Adapun kelompok orang yang berada pada risiko lebih besar terhadap reaksi virus ini seperti anak-anak di bawah usia lima tahun, orang tua, dan orang-orang yang kesehatannya melemah yaitu, orang-orang yang mempunyai penyakit jangka panjang seperti kanker atau AIDS berada pada risiko yang lebih besar. \"Yang jelas itu merupakan air baku yang tercemar dari kotoran hewan dan manusia,\" ucapnya.

Gejala biasanya timbul dalam waktu 2 sampai 4 hari, tetapi bisa memakan waktu hingga 8 hari. Dan diketahui jenis bakteri ini menghasilkan racun yang kuat dan dapat menyebabkan penyakit parah. Infeksi sering menyebabkan diare parah dan keram perut.

Dalam hal ini lanjut Yuliansyah, tidak semua sistem pengolahan air di rumah dapat menjamin pencegahan virus ini. Namun Sistem Reverse Osmosis (RO) hingga saat ini masih menjadi salah satu sistem yang dapat diandalkan. Namun perlu diketahui meski air minum sudah melalui proses filterisasi, bakteri e-coli ini tetap bisa masuk lagi, misalnya dari udara, atau wadah yang tidak steril atau dari kontak dengan tangan atau benda yang telah terkontaminasi kotoran hewan atau manusia dan hal Ini yang disebut pencemaran ulang.

Sehingga disarankan kepada masyarakat  agar dapat merebus air minum terlebih dahulu jika tidak yakin tentang keamanannya. \" Ini leading sektornya ada di Dinas Kesehatan untuk mengeluarkan izin layik sehat nya. Kalau ini berulang-ulang terjadi karena kami sudah 2 kali mengambil sample, kami menyarankan agar operasional depot itu dihentikan kalau memang depot air minum itu masih menggunakan sumber air yang sama,\" tegas Yuliansyah.

Saat dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu, Susilawaty SKM MKes membenarkan kasus tersebut dan gejala yang terjadi pada orang yang mengkonsumsi air tersebut diawali dengan diare.  Namun, pihaknya belum ingin memberikan pencabutan izin operasi terhadap depot air minum tersebut.

Tetapi ia akan memerintahkan puskesmas setempat untuk melakukan pembinaan terlebih dahulu kepada para pemilik depot tersebut. Dengan cara menguras kembali air minum yang sudah tersimpan dan mencuci/mensterilkan kembali seluruh perangkat sistem penyaringan air.

\" Setelah semua alatnya dibersihkan barulah petugas kesehatan lingkungan akan mengambil sample lagi untuk pengujian ulang. Tetapi kalau hasilnya masih positif, maka kita lakukan pemeriksaan terhadap sumber air bakunya,\" sampai Susilawaty.

Jika pada akhirnya depot air minum tersebut tidak ada upaya baik untuk menjaga kebersihan atau tidak mau menganti sumber air bakunya, maka Dinkes akan menindaklanjuti dengan cara merekomendasikan ke Balai POM terkait sanksi yang harus diterima oleh pemilik depot air minum tersebut. (805)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: