Bantuan Asing Fokus untuk Tanggap Darurat
JAKARTA, Bengkulu Ekspress-Bantuan asing kepada pemerintah untuk penanganan bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) terus berdatangan. Bantuan asing pun saat ini fokus untuk penanganan tanggap darurat.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, situasi tanggap darurat kini semakin berjalan baik. Kontribusi luar negeri membuat proses evakuasi dan bantuan dapat tersalurkan dengan maksimal.
\"Total 10 pesawat dari luar negeri telah tiba dan telah beraktivitas di lokasi bencana. Mereka kita siagakan dengan mendirikan posko bantuan di Balikpapan,\" ujarnya pada jumpa pers di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Jumat, 5 Oktober.
Kata sutopo, bantuan pesawat itu berasal dari, Malaysia, Singapura, RSAF, India, Australia, dan Selandia Baru. Tambahan lainnya akan menyusul dari Perancis, Jepang, Korea Selatan, serta Thailand. \"Jadi ada 12 pesawat luar negeri yang akan menyusul. Kebanyakan mereka sisa menyelesaikan proses perizinan, baru bisa turun ke lokasi bencana,\" tandasnya.
Pemerintah juga telah menerima bantuan berupa uang. Kepastian diperoleh dari Venezuela yang memberikan bantuan sebesar USD 10 juta. Sutopo, menjelaskan tawaran untuk bantuan yang fokus kepada rehabilitasi dan rekonstruksi masih dikaji pemerintah.
\"Kita saat ini memfokuskan bantuan dahulu untuk penanganan situasi darurat. Jika kondisi kita nilai sudah mulai stabil, baru kita melangkah untuk melakukan rehabilitasi,\" tandasnya.
Situsi tanggap darurat baru akan berakhir pada 11 Oktober mendatang. Namun jika melihat situasi saat ini, kata Sutopo, waktu penanganan kemungkinan masih akan diperpanjang. \"Kerja tim SAR untuk situsi tanggap darurat kemungkinan akan diperpanjang. Setelah kita anggap normal barulah kita melalukan transisi ke tahap pemulihan. Dan, kemudian mulai merencanakan proses rehabilitasi dan rekonstruksi,\" ungkapnya.
Keterlibatan asing dalam proses pemulihan sangat memungkinkan. Kata Sutopo, mekanisme bentuk kerjasama dengan tawaran bantuan luar negeri menjadi kewenangan pemerintah. \"Sejauh ini kita baru menerima laporan bantuan asing untuk tanggap darurat saja. Kalau untuk rehabilitasi dan rekonstruksi itu belum kita terima detail seperti apa,\" tandasnya.
Terhitung sejak, Jumat, 5 Oktober jumlah korban meninggal di Sulteng mencapai 1.571 orang. Dari total tersebut, 1551 di antaranya telah dimakamkan. Jumlah pengungsi juga tercatat mencapai 70.821 jiwa yang tersebar di 141 titik. \"120 warga negara asing yang telh didata satu di antaranya meninggal dunia. Korban tewas berkewarganegaraan Korea Selatan. Dia ditemukan direruntuhan Hotel Roa-roa,\" ucap Sutopo.
Sementara itu pemerintah Venezuela memastikan memberi bantuan kepada pemerintah sebesar 10 juta dollar. Hal diungkapkan langsung oleh duta besar Venezuela untuk Indonesia, Gladys F Urbaneja, saat menemui Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Oesman Sapta Odang (OSO) di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat, 5 Oktober.
\"Jadi, dia (Gladys) datang menyampaikan duka cita untuk musibah di Palu dan Donggala. Beliau menyampaikan sumbangan 10 juta dollar untuk meringankan beban. Ini salah satu sumbangan terbesar dalam kondisi saat ini,\" kata OSO.
Menurut OSO, Gladys datang ke DPD karena mengetahui lembaga ini merupakan utusan-utusan daerah. Olehnya, melalui lembaga perwakilan rakyat itu Gladys mengucapkan rasa duka cita. \"Kami sampaikan terima kasih kepada Yang Mulia Dubes Venezuela. Saya harap ini meringankan beban bagi yang tertimpa musibah di sana,\" ungkap senator asal Kalimantan Barat (Kalbar) itu.
Keberanian Venezuela memberikan sumbangan di tengah krisis berat yang menimpa patut diapresiasi. Kata OSO, ini menjadi bukti negara amerika latin itu memiliki hubungan dekat dengan Indonesia. \"Persaudaraannya begitu tinggi,\" tegasnya.
Sedangkan Gladys mengatakan ini bentuk solidaritas dari masyarakat Venezuela kepada bangsa Indonesia atas bencana alam di Palu dan Donggala. Dia mengatakan dana itu nanti akan ditransfer dari Social and Development Bank Venezuela ke rekening pemerintah Indonesia. \"Kami berikan sumbangan 10 juta dollar. Kami harap bisa meringankan beban dan membantu rakyat yang terkena musibah,\" ucap Gladys. (RDI/FIN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: