Pelemahan Rupiah Bakal Tekan Impor

Pelemahan Rupiah Bakal Tekan Impor

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Pengamat Ekonomi menyebut, pelemahan rupiah akan berdampak pada menurunnya impor hingga tahun 2019 mendatang. Bahkan penurunan impor sudah akan dirasakan pada akhir tahun ini karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang di dunia termasuk rupiah.Pengamat Ekonomi Bengkulu, Dr Ahmad Badawi Saluy MM mengatakan, pelemahan impor juga akan menekan defisit neraca berjalan atau current account deficit (CAD) ke arah yang lebih rendah.

\"Saat ini kurs masih di Rp14.900 per USD, dan sudah melemah delapan sampai sembilan persen, maka kemungkinan besar kurs melemah itu membuat impor akan melemah karena akan lebih mahal, dan CAD akan lebih menurun,\" kata Ahmad, Selasa (24/9).

Menurutnya, pertumbuhan impor sampai dengan akhir tahun diperkirakan hanya 11 persen. Padahal sebelumnya impor mengalami pertumbuhan hingga 15 persen, sehingga menyebabkan defisit neraca perdagangan.\"Tahun depan kita estimasi lebih rendah karena kan rupiahnya akan lebih melemah. Karena rupiah melemah jadi pertumbuhan impornya melemah. Pertumbuhan impornya tetap positif tapi lebih rendah,\" jelas Ahmad.

Seperti diketahui, pada Juli 2018, neraca perdagangan Bengkulu mengalami surplus sebesar USD17,11 juta, angka ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mengalami defisit. Sejak awal tahun sampai dengan Juli 2018, neraca perdagangan sudah mengalami surplus sebesar USD128,98 juta. \"Prediksi kami, neraca perdagangan Bengkulu akan terus surplus karena impornya semakin dikurangi,\" tutupnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Endang Kurnia Saputra mengtakan, nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan tak serta merta membuat Indonesia dirugikan sepenuhnya. Sebab kenyataannya, pelemahan mata uang rupiah ternyata mampu meningkatkan penerimaan bagi para eksportir.

\"Karena dalam posisi seperti ini, eksportir senang. Ada plus minusnya, pada posisi seperti ini eksportir menikmati,\" ujar Endang.

Seperti diketahui, total ekspor Provinsi Bengkulu Juli 2018 mencapai US$ 18,18 juta. Nilai ekspor ini mengalami penurunan sebesar 19,45% apabila dibandingkan dengan Juli 2017 yang tercatat sebesar US$ 22,58 juta. \"Meski mengalami penurunan, akan tetapi nilai ekspor sebesar itu sudah mampu memberikan keuntungan yang cukup besar bagi eksportir, karena selisih Rp 1000 saja untungnya sudah cukup besar,\" tutup Endang. (999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: