Jangan Tampung Air Hujan

Jangan Tampung Air Hujan

LEBONG, Bengkulu Ekspress – Masih tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lebong, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebong, Rachman SKM meminta, kepada seluruh masyarakat untuk tidak lagi menampung air hujan berlama-lama.

“Jika dibiarkan menggenang berlama-lama akan menjadi tempat nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD berkembang biak,” jelasnya, kemarin (24/09).

Perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypti bisa terjadi pada daerah perbukitan atau pegunungan dengan curah hujan yang cukup tinggi. Untuk Provinsi Bengkulu di Kabupaten Lebong, Rejang Lebong dan Kepahiang termasuk endemis penyakit DBD.“Termasuk Kota Bengkulu, namun bukan karena curah hujan yang tinggi, namun mobilisasi masyarakatnya yang keluar daerah tinggi,” sampainya Untuk itulah, bagi masyarakat yang sering keluar kota dan meninggalkan rumah dalam waktu yang cukup lama.

Siklus pertumbuhan nyamuk Aedes Aegypti dimulai nyamuk dewasa bertelur di tempat-tempat air yang jernih, selanjutnya 1 hingga 2 hari akan berubah menjadi jentik-jentik nyamuk, kemudian selama 5 hingga 7 hari akan menjadi kepompong serta terakhir 1 hingga 2 hari akan menjadi nyamuk dewasa.

“Sementara banyak masyarakat Lebong ketika keluar daerah dan meninggalkan rumah dalam kurun waktu cukup lama, namun bak-bak penambpungan air hujan tidak ditutup dan menggenang,” sampainya Selama ini pihaknya juga telah mensosialisasikan kepada masyarakat Lebong untuk tidak lagi membuat bak penampungan air hujan dengan cara disemen, karena susah untuk membuang airnya.“Jika masih menampung air silahkan menggunakan ember atau penampungan yang airnya mudah dibuang,” pintanya

Untuk diketahui, hingga saat ini di tahun 2018 ada sebanyak 82 kasus DBD terjadi di Kabupaten Lebong. Jika masih banyak masyarakat yang membuat tempat nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak, maka akan mengakibatkan kasus DBD di Kabupaten Lebong.(614)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: