Bakal Perebutkan 1,3 Juta Lebih Pemilih Bengkulu

Bakal Perebutkan  1,3 Juta Lebih  Pemilih Bengkulu

BENGKULU,Bengkulu Ekspress- Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, adalah pertarungan dua pasangan, yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno dan Joko Widodo-Ma’ruf. Lalu, secara \"head to Head\" siapa paling kuat diantara mereka di bumi Rafflesia?

Jika dilihat dari Partai pendukung dan perolehan kursi di DPRD Provinsi, Jokowi-Ma\'ruf memiliki kekuatan lebih besar dibanding lawannya Prabowo-Sandi.

Parpol Pendukung Jokowi-Ma\'ruf antara lain, PDI Perjuangan 7 kursi, Partai Golkar 5 kursi, Partai Nasdem 4, PKB 4 kursi, PPP 3 kursi, Partai Hanura 1 Kursi, dan PKPI 1 kursi. Sehingga totalnya 25 kursi. Sedangkan parpol koalisi pendukung Prabowo-Sandi, antara lain Partai Gerindra 5 kursi, Partai Demokrat 6 kursi, PAN 5 kursi, PKS 3 kursi. Total 19 kursi di DPRD Provinsi.

Kemudian, berkaca pada hasil penghitungan suara Pilpres tahun 2014 di Bengkulu, Jokowi-Jusuf Kalla lebih unggul dengan perolehan 523.669 suara atau 54,73 persen mengungguli Prabowo-Hatta dengan perolehaan suara 433.173 suara atau 45,27 persen.

Meski data tersebut tidak ada korelasinya pada Pilpres 2019, setidaknya menjadi gambaran tidak mudah untuk menguasi bumi Rafflesia. Persaingan akan sangat ketat. Masing-masing tim Pasangan Capres dan wapres harus kembali bekerja keras memperebutkan sekitar 1.385.345 jiwa berdasarkan pemilih di Bengkulu. \"Jumlah ini meningkat dari pemilu tahun 2014 lalu, yang hanya sekitar 1.379.067 jiwa,\" ujar Ketua KPU Provinsi Bengkulu, Irwan Saputra SAg MM, kemarin (26/8).

Meski demikian, dia mengatakan jumlah DPT itu belum final, lantaran KPU belum menggelar rapat pleno tetap. Jumlah itu hanya sebatas jumlah pleno KPU kabupaten/kota. \"Selurah kabupaten/kota memang sudah menetapkan DPT. Tapi KPU provinsi belum melakukannya,\" terang Irwan.

Ketua POK DPW PAN Bengkulu Dempo Xler kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (26/8), mengatakan hasil pilpres tahun 2014 lalu, tidak akan mempengaruhi kememangan Prabowo-Sandi. Bahkan diyakini, di Bengkulu akan menang telak dibanding Jowowi-Ma\'ruf. Targetnya, 70 persen dari daftar pemilih tetap (DPT) akan mampu dikuasai. \"Target kita bersama 70 persen menang telak untuk Prabowo-Sandi,\" ujarnya.

Dia optimis, Prabowo-Sandi menang telak, lantaran masyarakat banyak kecewa atas kinerja prisiden Jokowi 5 tahun lalu. Mulai dari harga beras naik, BBM naik, utang meningat, harga sawit turun, harga karet turun, hingga mensengsarakan masyarakat banyak. Tentu ini menjadi pukulan telak masyarakat, untuk mensuarakan satu dengan aksi ganti presiden. \"Banyak yang sudah menderita. Ganti presiden menjadi pilihaan yang tepat,\" ujarnya.

Sejauh ini menurut Dempo, partai kualisi kemenangan Prabowo-Sandi terus menggerakkan tim akar rumput. \"Mesin partai sudah terus bergerak. Sosialisasi juga akan terus digencarkan,\" ungkap Dempo.

Bahkan untuk menyabut kemenangan itu, PAN pada bulan September mendatang akan mendatangkan Sandiaga Uno ke Provinsi Bengkulu. Semua parpol telah sama-sama sepakat, untuk mengajak keliling Sandiaga Uno ke seluruh plosok Bengkulu. \"September sudah kita agendakan, Sandiaga Uno akan datang ke Bengkulu,\" terangnya.

Untuk ketua tim pemenangan Prabowo-Sandi, di Bengkulu memang belum dibentuk. Meski demikian, dalam waktu dekat partai koalisi akan melakukan pembentukan. \"Kita belum ada rapat bersama. Jadi nanti pasti akan ditentukan secara bersama,\" tegas Dempo.

Sebanyak 9 parpol pendukung Jokowi-Ma\'ruf sudah mulai menggerakkan mesin partainya. Tepat pada Sabtu (25/8) malam, 9 parpol yaitu PDI-P, Golkar, Hanura, Nasdem, PKB, PPP, PKPI, Perindo dan PSI membentuk Tim Kampanye sekaligus Tim Pemenangan Jokowi- Ma\'ruf Amin.

Dari hasil rapat yang dihadiri oleh pimpinan parpol itu menyepakati Muslihan DS yang juga Ketua DPW Partai Hanura Provinsi Bengkulu menjadi Ketua Tim Pemenangan. Kemudian Sekretaris Muharam Effendi dan Bendahara Elva Hartati. Ditegaskan Muslihan, target kemenangan untuk Jokowi-Ma\'aruf Amin 60 persen di Provinsi Bengkulu. \"Kita yakin, target ini bisa kita capai bersama,\" terang Muslihan.

Diyakininya, saat ini,masing-masing parpol juga mendapatkan tanggung jawab dengan membagi perwilayah kabupaten dan kota untuk mencapai target. Dengan demikan, suara itu akan mampu tercapai. \"Insya Allah dengan keyakinan kita, meski target selisih suara hanya 10 persen akan bisa menang pada Pilpres tahun depan,\" tegasnya.

Muslihan menegaskan, Jokowi - Ma\'aruf bisa menang di Bengkulu, lantaran kinerjanya selama ini. Pembangunan bisa merata, sampai ketingkat pelosok desa. Tidak hanya infrastruktur jalan hingga tol bisa dibangun. Termasuk Bengkulu, rencana pembangunan itu dinyakini bisa dilakukan.

\"Kinerja pak Jokowi itu tidak perlu kita ragukan lagi. Jadi memang beliau sudah layak melajutkan cita-cita bangsa ini untuk didua periode,\" ungkap Muslihan.

Disisi lain, Pengamat Politik Universitas Bengkulu (Unib), Drs Mirza Yasben mengatakan, kekuatan dua kandidat dalam pilpres ini memang berbeda-beda. Sistem kampanye pencitraan dinyakini tidak akan berefek pada kemanangan calon. Tinggal lagi, kekuatan pribadi calon, untuk menarik simpati pemilih. \"Kemenangan itu ada didiri masing-masing calon. Karena masyarakat tidak perlu lagi melihat pencitraan, tapi bukti dan program apa yang akan dikerjakan oleh calon itu,\" ungkap Mirza.

Kekuatan parpol juga tidak bisa mengimbangi suara yang akan diperolah. Karena masyarakat akan melihat siapa calonnya, bukan hanya apa partainya. \"Suara parpol bisa mendongkrak suara, tapi tidak secara keseluruhaan,\" tambahnya.  Untuk Bengkulu, menurut Mirza, tren masyarakat Bengkulu yang menginginkan pergantian presiden baru terus menguat. Meski survei-survei sementara, menunjukan kekuatan Prabowo-Sandi lebih unggul dari Jokowi-Ma\'ruf. \"Masyarakat Bengkulu dalam hal politik memang tidak terlalu fanatik dan lebih fleksibel.

Dia menegaskan, kondisi politik akan terus mengalir dengan sendirinya tanpa ada riuk yang terjadi. Ini menjadi hal positif, karena masyarakat sudah sangat pintar dalam menghadapi suasana politik.  \"Proses politik itu akan terus berjalan dinamis di masyarakat. Karena masyarakat akan benar-benar memilah dan memilih pemimpin yang bisa membuat kesejahteraan masyarakat itu bisa lebih maju,\" pungkas Mirza. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: