Dikatakan Lily, Pada 2 Juni 2017, Lily bertemu dengan RDS dan Rico Kadafi di Coffe Club. Saat di Coffe Club, RDS bercerita pada bahwa pada 1 Juni 2017 RDS bertemu Gubernur Bengkulu RM dan Kuntadi di Pemprov membahas kinerja.
\"Saat itu RDS bilang Pak Kuntadi itu tidak benar yuk sudah ada yang memberikannya fee. Selain itu RDS cerita kalau Kabid Bina Marga, Syaifudin minta fee 15, saya jawab tidak benar itu tidak ada fee atau apapun itu,\" terang Lily.
Kemudian diakui Lily, di Restoran di Senyan City Jakarta, RDS bilang akan memberi uang muka THR Rp 500 juta dulu dan nanti kalau ada rekan lain yang mau memberikan THR, RDS segera mengabarinya lagi.
\"Padahal saya bilang saya cuma mau THR dari RDS saja tidak mau dari kontraktor lainnya. Saya pikir ukuran uang sebesar itu wajar untuk THR,\" sambung Lily.
Lebih lanjut Lily mengatakan, saat pemeriksaan di Kantor KPK, pada 5 Juli 2017 lalu, Lily mengaku dirinya kurang konsentrasi sehingga pada 10 Juli 2017, Lily kembali merevisi BAPnya kepada penyidik KPK.
Lily mengubah jawaban pertanyaan di persidangan dan tidak sesuai dengan BAP yang dilakukan penyidik KPK, sementara Lily mengatakan itu adalah kenyataan. \"Memang ada perubahan BAP karena saat itu saya kurang berkosentrasi,\" lanjut Lily.
Lily juga mengungkapkan, saat itu adiknya Rico Kadafi bercerita kepadanya bahwa kepala dinas PUPR Kuntadi mengatakan Gubernur Bengkulu RM ingin Bertemu Kontraktor di Jakarta. Lily meminta Rico Kadaffi untuk ikut ke Jakarta.
\"Saat itu saya bilang ke adik saya kalau jadi ke Jakarta pertemuan itu, ikut saja dek, koordinasikan dengan Kuntadi ada tidak daftar RDS ikut ke Jakarta,\" ungkap Lily.
Terkait pertemuan di Jakarta, Rico Kadafi memberitahu pada Lily tidak ada yang menyampaikan kepada kontraktor sehingga yang datang hanya sedikit.
Sementara ditanya terkait kuitansi fiktif, Lily mengaku tidak tahu. Ia juga mengaku uang Rp 1 M yang diterimanya untuk keperluan pribadi, namun sesungguhnya Lily tidak meyangka kalau RDS akan memberinya sebanyak Rp 1 M.
\"Uang itu hanya untuk keperluan pribadi seperti membeli baju dan biaya kesehatan pribadi. Namun saya tidak tahu jumlah yang diberikan RDS sampai sebanyak itu,\" terang Lily.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu nonaktif, Ridwan Mukti juga dimintai keterangannya. RM tampak duduk dengan tenang dengan mengenakan kopiah hitam dan kemeja putih polos. Serupa dengan Lily, RM juga berkelit saat memberikan keterangan dipersidangan.
Dalam persidangan itu, RM mengaku dirinya mengenal RDS sejak tahun 1982 dimana RM pernah tinggal dengan pamannya Yulian Hamid saat berkuliah di Universitas Islam Indonesia.
RDS diketahuinya sebagai kontraktor proyek jalan, namun RM mengaku tidak tahu nama perusahaannya.
\"Saya kenal RDS dari kecil dan dari Istri saya karena sesama kontraktor saat masih di Sumatera Selatan,\" sambung RM.
RM mengaku bahwa RDS tidak pernah berkomunikasi dengan dirinya. RDS memang pernah menghadiri rapat di Kantor Gubernur Bengkulu bersama rekan Jhoni Wijaya, Irfansyah dan Haryanto. \"Saya memang minta tolong dipanggil kepada Dinas PUPR, Kuntadi dan Kabidnya, Syaifudin untuk memanggil kontraktor dan diminta datang menghadap ke Jakarta. Saya memanggil atas inisiatif dan sebagai salah satu kontrol kegiatan di PU dan memastikan kontraktor yang bekerja sungguh-sungguh,\" terang RM.