Penderitaan Anggi Gita Rahma (16) siswi SMPN 13 Kota Bengkulu

Senin 24-10-2016,09:40 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

Operasi Usus Tinggalkan Luka Menganga di Perut

Sejak menjalani operasi diduga akibat mengidap penyakit tumor dan kista dalam perutnya Januari 2016 lalu, Anggi Gita Rahma (16) siswi SMPN 13 Kota Bengkulu hanya bisa terbaring lemas. Itu dikarenakan operasi tersebut meninggalkan luka menganga di perutnya. Semakin hari, kondisinya kesehatannya pun semakin menurun.

Medi Kharya Saputra - Kota Bengkulu

TINGGAL kulit pembungkus tulang. Begitulah kondisi dara cantik, Anggi buah hati pasangan Mahidin (66) dan Marhayati warga RT 07 Jalan Kuswari, Kelurahan Anggut Atas Kota Bengkulu ini.

Meski porsi makannya normal, namun setiap hari berat badan Anggi terus turun drastis. Dari sebelumnya 45 kilogram menjadi 20 kg. Tubuh Anggi pun bagaikan tengkorak yang hanya berbalut kulit. Bagaimana tidak, akibat luka menganga di perutnya tersebut membuat pencernaan Anggi terganggu, karena saluran usus tidak lagi berada di posisi yang semestinya, melainkan keluar melalui lobang perut hasil operasi.

Kejadian yang dialami Anak bungsu dari 5 bersaudara ini sudah berlangsung sejak Januari lalu. Meski telah dibawa ke beberapa rumah sakit, namun tidak menunjukkan hasil apapun. Akibat keterbatasan biaya membuat pihak keluarga terpaksa Anggi hanya dirawat di rumah sambil menunggu pertolongan para dermawan.

Ayah Anggi, Mahidin (66) menceritakan, penyakit yang dialami Anggi berawal dari dugaan maag. Setelah didiagnosa oleh beberapa dokter, timbul berbagai macam dugaan, mulai dari kista, usus buntu hingga tumor.

Ia pun sempat membawa Anggi ke dokter praktik, namun hasil diagnosanya masih sama. Akhirnya pihak medis meminta untuk dilakukan pembedahan perut.

\"Waktu itu disuruh ke RS Bhayangkara, akhirnya diperiksa lagi diagnosanya masih tumor dan kista, dan dioperasi. Tapi setelah dibedah, kata dokternya baik tumor maupun kista itu tidak ada sama sekali,\" jelas Mahidin.

Sejak mengetahui hal tersebut, ia sempat heran atas sikap pihak dokter karena pembedahan yang dilakukan cukup panjang. Mulai dari bagian dada hingga ke perut bawah. Sementara, posisi yang sakit saat itu adalah bagian usus.

\"Perut itu sudah dibedah panjang, padahal berdasarkan pengalaman kalau sekedar usus, paling yang dibedah itu satu goresan kecil saja sudah cukup. Tapi ini dari dada sampai perut,\" bebernya.

Lebih lanjut Mahidin menjelaskan, setelah dilakukan pembedahan, pihak medis lepas tangan. Dan setelah diketahui, dari hasil pembedahan tersebut terjadi lipat usus yang sudah membusuk, demi keselamatan agar pembusukan tersebut tidak menyebar akhirnya dilakukan operasi kembali untuk dilakukan pemotongan sekitar 5 centimeter (cm).

Sekitar satu minggu setelah operasi tersebut, jahitan di tubuh Anggi lepas mulai dari pangkal hingga ujung jahitannya.

\"Jadi waktu jahitannya lepas, perutnya terbuka semua. Nah, mulai itulah anak itu tidak bisa bergerak lagi,\" cerita Mahidin dengan mata berkaca-kaca.

Setelah dilakukan opname kembali di rumah sakit, akhirnya belahan bekas operasi tersebut secara perlahan mulai sembuh. Hanya saja, penyembuhan tersebut tidak secara total, melainkan hanya bagian dada atas. Sedangkan belahan di perut bawah masih terbuka hingga sekarang.

Pada bulan Maret lalu, Anggi dirujuk ke salah satu rumah sakit Palembang. Setelah diberikan beberapa resep dan vitamin, akhirnya luka tersebut semakin mengecil namun tidak sembuh seperti semula.

Saat ini kondisi Anggi hanya bisa terbaring di atas kasur dan terpaksa harus menghentikan kegiatan belajar di sekolahnya.

Ia akhirnya mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota Bengkulu melalui Direktur Rumah Sakit Kota, dr Lista Cerlyviera, Anggota Komisi III Reni Hariyanti dan Kepala Dinas Kesehatan Herwan Antoni yang menjemput langsung di rumahnya pada pukul 10.00 WIB kemarin (23/10).

Anggi pun dirawat di ruang bangsal RSUD Kota untuk dilakukan tindakan medis secara umum.

Menurut Direktur RSUD Kota, dr Lista, penyakit yang dialami Anggi saat ini merupakan gangguan nutrisi kronis. Sehingga perlu memberikan asupan gizi dan vitamin yang memang dibutuhkan oleh tubuh pasien guna menormalkan kondisi tubuhnya terlebih dahulu.

Setelah keadaannya normal, maka pihaknya akan melakukan tindakan lanjutan. Baik operasi ataupun melakukan rujukan ke luar Kota Bengkulu.

\"Jadi yang harus kita perbaiki adalah kondisi nutrisinya itu. Yang penting kita lakukan dulu semampu kita sesuai dengan kemampuan di rumah sakit kota,\" ungkap Lista. (***)

Tags :
Kategori :

Terkait