SURABAYA - Hampir setiap orang pernah mengalami sakit pinggang. Namun, banyak yang tidak tahu bahwa gangguan tersebut bisa mengenai saraf tulang belakang. Kasus nyeri pinggang di tulang belakang itu disebut hernia nukleus pulposus (HNP).
\"Orang awam sering menyebutnya saraf terjepit,\" kata spesialis bedah saraf dari RS Darmo dr Dwi Koryanto SpBS. Pada penyandang HNP, menurut dia, bantalan tulang di antara ruas tulang belakang mengalami masalah. Mulai berbentuk menonjol, robek, hingga lepas dari jaringannya.
Akibatnya, bantalan itu menekan cabang-cabang saraf di tulang belakang. Yang terjadi adalah rasa sakit yang menyebar dari pinggang hingga tungkai-kaki. Terkadang, nyeri itu membuat seseorang jalan terpincang-pincang. Gejala tersebut merupakan dampak gangguan saraf sensorik.
Jika kasusnya berat, akan ada gangguan motorik. Lama-lama kekuatan otot berkurang. Terjadi kelemahan pada tungkai sehingga mengganggu kemampuan bergerak. Pada tahap yang lebih berat, seseorang dengan HNP akan mengalami gangguan saraf otonom. Fungsi buang air besar dan kecilnya bermasalah. \"BAB tidak terkontrol atau malah kesulitan,\" ucap Dwi.
Nah, HNP tidak mengenal usia. Meski digolongkan penyakit degeneratif berkaitan dengan umur, banyak juga pasien yang berusia muda. Salah satu penyebabnya, gaya hidup yang kurang baik. Misalnya, merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol. Secara spesifik, tulang juga bermasalah karena rokok dan alkohol. \"Saya pernah menangani pasien usia 30 tahun, HNP terjadi lebih dini karena kesehariannya tidak benar,\" ujarnya.
HNP memang dipengaruhi cara beraktivitas. Misalnya, kebiasaan duduk dan tidur yang salah. Seseorang yang setiap hari duduk paling rawan terkena HNP. Sebab, pada saat duduk, bantalan tulang mendapat beban berat.
Dwi menyebutkan, di negara maju, para pekerja di kantor berdiri setelah 30 menit duduk. Berbeda dengan di Indonesia yang belum ada kesadaran pentingnya relaksasi ketika duduk lama. \"Semua aktivitas manusia memengaruhi kesehatan tulang belakang,\" ungkap Dwi.
HNP ditangani sesuai dengan berat ringannya kasus. Menurut dia, seseorang harus pergi ke dokter kalau nyeri pinggang sudah mengganggu aktivitas. \"Penyebabnya harus diketahui, jangan sampai malah ada komplikasi karena minum obat yang kurang tepat,\" jelas dokter yang juga berpraktik di RS Mitra Keluarga itu.
Cara lain adalah suntik pereda nyeri di area tulang belakang. \"Kalau sudah tidak berhasil, baru operasi,\" tegas dokter yang tergabung dalam Surabaya Neuroscience Institute (SNeI) tersebut.(nir/c7/nda/pda)
Rawan HNP Bila...
Duduk terlalu lama
Tidur di kasur yang terlalu keras atau terlalu empuk
Pernah jatuh
Obesitas
Kurang bergerak
Melakukan gerakan ekstrem
Membawa barang hanya di satu sisi
Mengangkat barang terlalu jauh dari sumbu tubuh
Mengambil barang dengan membungkuk
Memuntir pinggang
Memijat berlebihan di punggung belakang
Memakai high heels dalam waktu lama
Memakai sepatu yang ukurannya tidak pas dengan kaki
Sumber: Spesialis bedah saraf dr Dwi Koryanto SpBS