Pelebaran Jalan Diduga Asal-asalan

Jumat 28-08-2015,10:04 WIB

BENGKULU, BE - Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu, H Edi Sunandar, siang kemarin (27/8) melakukan inspeksi mendadak (Sidak) meninjau jembatan Air Sengak Besar di Taba Penanjung. Kondisi jembatan ini cukup parah sehingga bagian tengahnya harus dilapisi pelat besi karena lantainya sudah ambruknya. Kondisi seperti sudah berlangsung sejak 1 tahun yang lalu, namun hingga saat ini juga belum disentuh oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Bengkulu.

Selanjutnya, Politisi Nasdem ini melanjutkan Sidaknya ke pelebaran dan peningkatan struktur Jalan Nakau-Batas Kota Kepahiang yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) terkesan asal-asalan.

Proyek tersebut diketahui milik Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Direktorat Jenderal Binamarga Kementerian Pekerjaan Umum itu bersumber dari APBD 2015 sebesar Rp 17,431 triliun yang dilaksanakan oleh PT Rodateknindo Purajaya Bengkulu dengan panjang jalan yang dibangun 2 Km dengan lebar 1 meter.

Indikasi mega proyek tersebut diduga dikerjakan asal-asalan yakni ditemukan saluran pembuangan air pada pelapis tebing dinilai tidak sesuai standar, hanya menggunakan pipa kecil dan jumlahnya sedikitnya. Menurut Edi, pelapis tebing tersebut berpotensi roboh jika musim hujan tiba. Karena selain menahan beratnya beban jalan, pelapis tebing itu juga menahan air yang tergenang diatasnya.

Indikasi lainnya, tebing di atas badan jalan itu masih sangat curam. \"Harusnya tebing itu dimiringkan lagi, karena kalau posisinya seperti sekarang maka akan rawan longsor pada musim penghujan. Apalagi tebingnya cukup tinggi lebih dari 10 meter,\" kata Edi.

Mengenai kondisi jembatan yang darurat tersebut, Edi minta kepada BPJN Bengkulu untuk segera memperbaikinya. Karena, jika dibiarkan dilewati ribuan kendaraan perharinya, maka kondisi jembatan akan semakin rusak.

\"Tadi saja kita lihat dipangkalnya sudah banyak patah. Itu dikarenakan kuatnya goncangan kendaraan saat melewati pelat besi yang dipasang diatas jembatan itu,\" imbuhnya.

Selain itu, Edi juga meminta kontraktor pelaksanana proyek itu untuk mengikis kembali tebing yang curam itu. Karena sangat berisiko jika dibiar tegak di pinggir badan jalan raya seperti saat ini.

\"Kita minta bagaimanapun caranya tebing yang tegak itu dimiringkan lagi, dan kami akan terus melakukan pengawasan terhadap proyek nasional ini,\" terangnya.

Meski anggaran proyek tersebut bersumber dari APBN, Edi mengaku pengawasan pelaksanaannya tetap melekat pada anggota DPRD Provinsi Bengkulu. Karena tugas DPRD tidak hanya mengawasi APBD, namun juga melekat untuk APBN.

Sementara itu, Pelaksana Lapangan PT Roteknindo, Rici Hari Perdana menyampaikan bahwa pihaknya siap menyelesaikan pengerjaan yang dinilai belum sempurna tersebut.

\"Mana yang kurang, nanti akan kami selesaikan termasuk memiringkan tebing yang masih tinggi itu, karena waktu pengerjannya pun masih lama sampai tanggal 7 November mendatang,\" katanya.

Sementara itu, Koordinator Pengawas Proyek, Herlambang Sekardiono mengaku pihak kontraktor tidak bisa lagi memiringkan tebing yang tinggi tersebut, karena diatasnya merupakan kebun masyarakat setempat. \"Masyarakat tidak mau memberikan tanahnya, sedangkan kontraktor sendiri tidak ada anggaran untuk membayar ganti rugi,\" singkatnya. (400)

Tags :
Kategori :

Terkait