10 Kesepakatan Suluk, Pasca Meninggalnya 3 Jamaah

Rabu 01-07-2015,13:20 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

CURUP, BE - Menyikapi meninggalnya 3 orang jamaah Suluk di sekretariat pengajian Ilmu Tasawuf Thoriqoh Naqsyabandiah yang ada di Desa Suka Datang Kecamatan Curup Utara, Senin (29/6) malam, tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Rejang Lebong menyambangi lokasi Suluk asuhan Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandy tersebut.  Dari hasil kunjungan tim Pakem tersebut, dihasilkan 10 kesepakatan antara tim Pakem dengan panitia penyelenggara kegiatan Suluk. Sepuluh kesepakatan tersebut diantaranya soal riwayat kesehatan dari daerah asal atau KIR dokter harus diserahkan terlebih dulu pada tim medis, kemudian jumlah konsumsi air minum ditambah menjadi 6 gelas satu hari. Dengan pengecualian, yang sakit harus lebih dari itu setidaknya 8 gelas.   Kemudian,  makanan jenis sagon harus diganti dengan kurma atau makanan lain yang memenuhi standar gizi. Kesepakatan lainnya yakni jamaah juga harus melakukan ibadah Salat Taraweh, meskipun sendiri-sendiri, lalu luas lorong kelambu diperbesar dan ditambahkan blower dalam ruangan.  Panitia tarekat juga wajib bertindak cepat bila ada jamaah yang sakit, sebelum terjadi keterlambatan. Dan calon peserta tidak boleh membawa anak kecil, wanita hamil dalam mengikuti kegiatan pengajian. Selanjutnya, khusus anggota TNI/Polri yang ikut  maka harus melaporkan diri ke Kodim 0409 Rejang Lebong dan Polres Rejang Lebong.  Jika kesepakatan ini tetap dilanggar oleh panitia dan pengasuh, maka panitia Suluk akan mempertanggungjawabkannya secara hukum.  Hal itu disampaikan Kepala Kemenag Rejang Lebong, M Naseh yang hadir dalam Sidak dan pembuatan kesepakatan tersebut.  Dalam perjanjian tersebut selain ditandatangani tim Pakem, juga ditandatangani oleh pihak pengurus pengajian Suluk. Sementara itu, dalam Sidak yang dimulai sekitar pukul 22.00 WIB, dari 3 jama\'ah yang meninggal, rata-rata karena mengalami dehidrasi.  Dan diduga  asupan menu yang diberikan hanya seadanya.  Khusus untuk air minum yang hanya diberi 3 kali dalam satu hari dengan ukuran setengah gelas. Dalam Sidak itu juga dihadiri oleh Kapolres Rejang Lebong AKBP Dirmanto, Kepala Kemenag Rejang Lebong M Naseh, Pihak Majelis Ulama Indonesia Curup, perwakilan Pemkab Rejang Lebong, perwakilan Kesbangpolinmas, dokter jaga kesehatan, pengasuh atau Buya pengajian ilmu Tasawuf Thoreqoh Naqsyabandiyah, Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandy serta Ketua Panitia pelaksana, M Edy. Dipaparkan dokter jaga kesehatan dr Fitri, dari hasil analisis pihaknya banyak menemukan kejanggalan soal asupan menu bagi para jamaah yang mengakibatkan jama\'ah meninggal dunia dan sakit.  Dijelaskan dr Fitri, ketiga jemaah pengajian yang meninggal dunia murni disebabkan oleh dehidrasi atau kekurangan cairan. \"Sebagai salah satu solusi, sebaiknya asupan menu dilakukan perbaikan di sejumlah item. Misalnya, jumlah minuman air putih yang semula hanya 3 gelas menjadi 6 gelas. Makanan utama sagon yang biasa disajikan untuk berbuka puasa bagi jemaah diganti dengan makanan lain. Sebab, sagon adalah jenis makanan yang menyerap cairan tubuh.  Dan  Inilah yang menyebabkan jamaah mengalami dehidrasi,\" jelas dr Fitri. Sementara itu,  Kapolres Rejang lebong AKBP Dirmanto meminta agar panitia melakukan perbaikan terhadap teknis pelaksanaan pengajian seperti makanan dan minuman yang disediakan.   \"Saya harap ini menjadi catatan khusus bagi panitia dan pengasuh pengajian,\" tegasnya. Untuk memastikan adanya perubahan terhadap asupan menu serta teknis kegiatan pengajian, pihak Polres akan menempatkan sejumlah petugas berpakaian preman di lokasi pengajian untuk memantau langsung kegiatan tersebut. \"Secara bergilir ada petugas dari Intelkam yang siaga di lokasi. Khususnya pelaksanaan pengajian gelombang kedua yang sebentar lagi akan segera di mulai oleh panitia,\" tegas Kapolres. (251)

Tags :
Kategori :

Terkait