Sudah Lama Kenal Sementera itu, Ra yang berstatus siswi SMK di Kota Bengkulu ini menuturkan, mereka semua sudah saling mengenal. Sehingga tidak sungkan-sungkan ketika diajak jalan oleh pelaku Be dan rekannya. Puncaknya, Minggu (8/2) bermula ketika mereka berencana untuk mandi di Pantai Jakat, Kota Bengkulu. Keempat pelaku dengan mengendarai sepeda motor menjemput kedua wanita tersebut di Kampung Kelawi. Setelah berputar-putar di Bengkulu, mereka menuju Pantai Zakat seperti yang sudah direncanakan. Namun sesampainya di lokasi pantai, mereka membatalkan niat untuk mandi. Kemudian salah seorang pelaku pria berinisiatif untuk mengajak kedua wanita tersebut ke Desa Talang Pauh dengan alasan ada konser Kolestrol Band. Setelah terlibat perbincangan serius, akhirnya Ra dan Ef bersedia ikut menonton konser. Sesampainya di Talang Pauh ternyata konser band asal Bengkulu tersebut tidak ada, yang ada hanyalah acara organ tunggal. Namun mereka tetap menonton hingga acara musik organ tunggal selesai. Saat ingin pulang, ternyata waktu sudah larut malam. \"Karena sudah malam, kata mereka gak bisa antar pulang makanya kita berniat bermalam di rumahnya itu (Be),\" tutur Ra. Meski sudah menjalani denda adat dan diarak keliling kampung dengan berjalan kaki, keduanya membantah melakukan hubungan terlarang layaknya suami istri dengan keempat pria yang bukan muhrimnya tersebut. \"Kita tidak melakukan apa-apa, saat digerebek kita masih menggunakan pakaian,\" sebutnya.
Denda Rp 1,5 Juta Setelah menjalani sidan adat dibalai Desa, akhirnya keenam pelaku dikenakan denda Rp 1,5 juta serta diwajibkan memotong kambing untuk pembersihan desa. Sayangnya dalam gelaran adat berkeliling kampung sepanjang 3 kilometer yang berlangsung Senin (9/2) sejak pukul 07.00 WIB, hanya pelaku perempuan saja yang melaksanakan prosesi adat, sedangkan keempat pelaku laki-laki tidak hadir karena sudah melarikan diri. \"Kesepakatannya pelaku (laki-laki) diusir dari desa ini, karena sudah mencoreng nama baik Desa Linggar Galing,\" tutur Saparmandi. (320)