BENGKULU, BE - Mahasiswa yang mengatasnamakan Konsolidasi Mahasiswa Indonesia (Konami) melakukan unjuk rasa menuntut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu, Azwar Boerhan untuk turun dari jabatannya.
Massa Konami berkumpul di Masjid Jamik sekira pukul 9.00 Wib kemudian pukul 10.30 WIB, massa kemudian langsung menuju ke Mapolda Bengkulu.
Korlap aksi Deno Marlandone mengatakan, kinerja Dinas PU di bawah pimpinan Azwar Boerhan, tidak hanya profesional dan proporsionalnya dalam mengerjakan dan memposisikan personil, tetapi juga Kadis PU diduga melakukan kebohongan atau pemalsuan pangkat.
Deno menjelaskan, Kadis PU pada tanggal 1 April 2014 telah dinaikkan menjadi golongan IV B yang sebelumnya menyandang golongan IV A. Dia menambahkan, ironisnya pangkat golongan IV B tersebut telah digunakan jauh sebelum kenaikan pangkatnya. \"Oleh karena itu, semua kebijakan yang telah dilakukan oleh sang kepala dinas batal demi hukum, termasuk berbagai tunjangan yang diterimanya,\" tambahnya.
Datangnya mereka ke Mapolda, dikatakan Deno, untuk mendesak Kapolda Bengkulu untuk mengusut tuntas terkait pemalsuan pangkat tersebut. Tak hanya itu, para mahasiswa lintas perguruan tinggi itu juga mendesak Kapolda Bengkulu untuk mengusut tuntas terkait pemutusan kontrak 9 paket proyek jalan yang tersebar di Provinsi Bengkulu. \"Gubernur Bengkulu beserta jajarannya juga harus meninjau ulang semua kebijakan yang telah dilakukan oleh Kadis PU,\" imbuhnya.
Konami juga meminta DPRD Provinsi Bengkulu khususnya Komisi III untuk berperan aktif dalam menyikapi semua kebohongan, kejanggalan, serta kecurangan yang terjadi di Dinas PU. \"Semua pihak juga harus ikut serta untuk menyidik dan menindak serta melaporkan terkait kebohongan yang dilakukan Kadis PU,\" jelasnya.
Warga Protes
Para mahasiswa tersebut mendesak Kapolda Bengkulu Brigjen Polisi Tatang Sumantri untuk datang menemui mereka di jalan. Namun setelah menunggu Kapolda tidak datang dan mereka juga tidak diizinkan untuk masuk ke dalam Mapolda Bengkulu. Akhirnya salah seorang peserta aksi melakukan aksi tidur di jalan.
Tiba-tiba, datang seorang warga memprotes aksi yang dilakukan Konami tersebut. Warga yang enggan menyebut namanya itu, marah-marah karena akibat dari adanya demonstrasi tersebut, dia tidak bisa lewat menuju ke Rumah Sakit M Yunus. \"Boleh-boleh aja demo, tapi jangan ganggu ketentraman umum. Anak saya ini sakit, jangan ganggu lalu lintas. Orang mau lewat,\" kata warga tersebut.
Aksi sempat terhenti, karena kejutan dari warga tersebut. Tapi, Konami masih tetap melanjutkan aksi dan orasinya. Malah mereka menganggap hal itu adala sabotase dan permainan politik yang coba menggagalkan aksi yang mereka lakukan. \"Memang banyak cara untuk membubarkan aksi kami, tapi kami akan tetap komitmen hingga Kapolda datang,\" kata Kasrul, orator yang lain.
Kemudian, aksi tetap berlangsung. Namun usaha mereka untuk menemui Kapolda urung karena polisi yang berjaga mengatakan aksi demonstrasi Konami tak berizin, sehingga harus dibubarkan. Para mahasiswa semakin panik dan menghujat Polri. Malah para mahasiswa menganggap, Kapolda telah bersekongkol dengan Kadis PU untuk membubarkan aksi tersebut. Namun, karena negosiasi tak menghasilkan kesepakatan. Para mahasiswa tersebut akhirnya hanya mampu memberikan laporan di jalan raya. Sebelum polisi membubarkan massa, demonstran tersebut akhirnya membubarkan diri secara tertib.
Lapor Kembali
Saat dikonfirmasi, Dir Reskrimmum Polda Bengkulu Kombes Dadan SH MH mengatakan kalau ada laporan secara resmi, semisal laporan model B dan terbukti memenuhi unsur pidana, pihaknya siap untuk memeriksa dan meindak lanjuti tuntutan para mahasiswa tersebut. \"Saya sarankan, para mahasiswa datang kembali dan membuat laporan. Kalau memnuhi unsur pidana dan disertai dengan bukti, kita pastikan untuk kita tindaklanjuti,\" pungkasnya.
Sementara itu, Kadis PU Provinsi Bengkulu, Azwar Boerhan tak berhasil dikonfirmasi oleh BE. Sehingga belum diketahui kebenaran dari tuntutan para mahasiswa yang tergabung dalam Konami ini. (609)