KEPAHIANG, BE – Sekitar seratus jenis tanaman obat ditemukan di Kabupaten Kepahiang. Temuan itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Bengkulu (Unib), Universitas Hazairin (Unihaz) dan peneliti dari Lokalitbang P2B2 Departemen Kesehatan Baturaja. Para peneliti yang ditugaskan oleh lembaga penelitian Unib ini menemukan ratusan jenis tanaman obat ini dengan sebelumnya mendatangi sejumlah batra atau dukun di Kabupaten Kepahiang untuk mengetahui jenis tanaman obat yang digunakan menyembuhkan orang sakit.
Ketua Tim Peneletian Dra Steffanie Nurliana MS MM didampingi anggotanya Ir Nurlianti Pertiwi MSi, Drs Muh Marwan Armawi MSi dan Desi Kurniasari mengatakan ratusan tanaman obat ini ada beberapa yang pada umumnya merupakan spesies baru dan baru ditemukan di Kepahiang saat ini.
\"Jenis tumbuhan liar seperti Segago, Serai wangi, Rumput pelepas segalo penyakit dan Suryan rimbo, dugaan kita ini merupakan jenis spesies tanaman obat yang hanya bisa ditemui di Kepahiang saja. Ada juga beberapa tanaman obat yang sama di daerah lain namun beda namanya,\" beber Steffanie Menurutnya, tujuan penelitian dilakukan dalam rangka riset khusus eksplorasi pengetahuan lokal etnomedisin dan tumbuhan obat berbasis komunitas atau yang biasa disebut dengan istilah ristoja.
\"Di Kepahing, dari satu orang Batra atau lazim disebut dukun etnis Rejang kita bisa menemukan hampir 40 jenis tanaman obat. Sampai dengan saat ini sudah 3 orang Batra yang kita jadikan informan dalam riset ini,\" katanya.
Dijelaskannya, tanaman obat yang sudah ditemukan oleh para peneliti ini selanjutnya akan diidentifikasi morfologi dengan tujuan untuk menentukan atau memberikan nama latin pada tumbuhan tersebut. Selanjutnya tanaman dan jenis tumbuhan yang didapatkan oleh pihaknya juga nantinya akan dibawa ke Laborotorium balai besar litbang obat dan obat tradisonal (B2P2TO2T). \"Salah satu tujuan riset ini guna membuat database nasional tentang tumbuhan berkhasiat obat di Indonesia saat ini, karena dalam penelitian ini serentak dilakukan di 26 provinsi minus pulau Jawa dan Bali. Dan ini akan kita lakukan selama 21 hari kedepan hingga Desember mendatang,\" jelasnya.(505)