Kolendri: Longsor Sudah Teratasi

Rabu 20-11-2013,12:52 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Ir Kolendri mengatakan longsor  yang terjadi di Kabupaten Lebong menjadi perhatian nasional.   BPBD Provinsi Bengkulu dipanggil oleh Kepala BNPB Pusat, Syamsul Maarif, meminta keterangan terkait kejadian bencana longsor tersebut.   Longsor tersebut memang  menimbun rel kereta api lori yang menghubungkan Desa Napalputih dengan Lebongtandai sudah teratasi. \"Sudah ada alat penyemprot material yang menimbun rel kereta api, jadi akses warga sudah bisa kembali normal,\" katanya,  kepada wartawan,  saat jumpa pers. Ia mengatakan pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara masih dapat menangani longsor yang menimbun jalur kereta lori, jenis angkutan tambang emas yang dioperasikan zaman kolonial yang digunakan warga hingga saat ini.  Terdapat tiga titik longsoran yang menimbun rel sepanjang 1,5 meter dan mulai ditangani BPBD dan pihak Kecamatan Napalputih. \"Sebelumnya sempat diinformasikan bahwa desa itu terisolir, sebenarnya tidak seperti itu,\" ujarnya. Kondisinya kata dia, longsoran cukup parah menimbun rel di kilometer 20 dan 28. Namun, lori yang digerakkan dengan mesin berbahan bakar solar masih dapat melintasi rel yang tidak tertimbun longsor.  \"Memang akses menuju Desa Lebongtandai yang berada di pinggir Taman Nasional Kerinci Seblat itu lebih lama, karena harus estafet,\" tambahnya. Normalnya, waktu tempuh selama tiga jam, menjadi enam jam, sehingga harga bahan pangan di dalam desa itu naik tiga kali lipat. Terdapat sebanyak 230 kepala keluarga dengan jumlah jiwa lebih dari 650 orang di Desa Lebongtandai. Camat Napalputih Kabupaten Bengkulu Utara, Muhammad Sabi\'i membenarkan bahwa daerah tersebut tidak terisolasi. \"Masih bisa dilalui, tapi harus estafet karena ada rel yang tidak bisa dilalui sehingga waktu tempuh lama,\" ungkapnya. Ia mengatakan sejak longsor yang terjadi Sabtu (16/11), tidak ada penetapan status darurat bencana di desa itu. Masyarakat, kata dia sudah terbiasa menghadapi kondisi tersebut dan dapat memperbaiki sendiri rel yang rusak. \"Mereka membutuhkan peralatan besi yang disebut besi \'U\' berukuran 14 lalu tiang penyangga rel, alat las, serta biaya operasional,\" tuturnya. Ia menambahkan pemerintah kabupaten telah memberikan bantuan berupa satu unit mesin penyemprot air yang digunakan untuk menyingkirkan material tanah yang menutupi rel kereta lori. (100)

Tags :
Kategori :

Terkait