BENGKULU, BE - Kisruh mengenai keberadaan dua gudang semen milik PT Bengkulu Setia Abadi (BSA) dan PT Bukit Barisan Sandjaya Ulma (BBSU) yang terletak di RT 2 RW 1 Kelurahan Kandang Kecamatan Kampung Melayu, semakin memanas. Puluhan warga kemarin pagi sekitar pukul 10.00 WIB kembali mendatangi gudang semen yang menjadi tempat pasokan semen Holcim dan Tiga Roda tersebut. \"Kami akan terus mendesak agar kedua perusahaan itu bertanggung jawab atas kesehatan anak-anak yang terganggu akibat debu yang dihasilkannya. Kami juga menuntut agar jalanan licin yang ditimbulkan akibat ceceran tanah liat gudang itu dibersihkan agar tidak menyebabkan semakin banyak warga yang kecelakaan,\" ujar Ketua RT 2 RW 1 Kelurahan Kandang, Said, kemarin. Said mengemukakan, gudang semen tersebut juga mematikan ekonomi warga. Beberapa warga yang memiliki warung makan, kata dia, mengalami kerugian besar akibat debu semen yang menyebar ke rumah-rumah warga di sekitar gudang. \"Warga kami sudah banyak yang mengeluh harus membersihkan rumah lebih banyak dari biasanya. Yang lebih parah lagi adalah warga yang memiliki warung makan. Akibat debu dari semen-semen itu, dagangannya tak lag layak untuk dikonsumsi,\" ketusnya. Hari ini, Said melanjutkan, pihaknya akan kembali bersama warga mendatangi kedua perusahaan gudang semen tersebut untuk menuntut ganti rugi atas pencemaran lingkungan yang ditimbulkan. Bilamana perusahaan kembali tidak menggubris apa yang mereka harapkan, maka ia bersama warga akan melakukan penyegelan. \"Cuma dua gudang semen itu aja yang ada di pinggir jalan. Coba lihat gudang lainnya di sekitar sini. Tidak ada yang persis di pinggir jalan. Paling tidak 100 meter dari jalan raya. Kemudian juga gudangnya tertutup. Sehingga ketika mereka melakukan bongkar muat barang, debunya tidak kemana-mana,\" sampainya. Menanggapi permasalahan ini, anggota DPRD Kota Bengkulu, Sofyan Hardi SE mengatakan, Pemda Kota jangan hanya diam melihat adanya kisruh yang terjadi di masyarakat. Sofyan meminta kepada pemerintah untuk memediasi agar konflik yang terjadi antara warga dengan pihak perusahaan tidak semakin meluas. \"Kalau misalnya Kepala Lurah sudah sempat turun dan konflik masih terus terjadi, artinya ada yang tidak beres dengan pejabat eksekutif disana. Harusnya perangkat eksekutif yang lebih tinggi lagi seperti Kepala Camat dapat turun untuk menyelesaikan masalah ini. Jangan dibiarkan berlarut-larut. Apalagi konflik ini sudah hampir menyebabkan adu fisik antara pekerja perusahaan dengan warga sekitar,\" ucapnya. Sofyan juga menyarankan agar Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Bengkulu dapat meninjau dampak lingkungan yang ditimbulkan dari keberadaan dua gudang semen tersebut. Menurutnya, apabila dampak lingkungan yang dihasilkan patut dikhawatirkan, maka BLH sebaiknya langsung mengeluarkan surat rekomendasi untuk mencabut izin operasional dua gudang semen ini. \"Dari IMB-nya saja berdasarkan laporan dari Dinas Tata Kota dan Pengawas Bangunan tidak diurus oleh kedua perusahaan itu. Mereka terkesan mengabaikan peran pemerintah. Kita tidak boleh anti terhadap investasi, tapi kita juga tidak boleh mengabaikan warga kita yang menjadi korban akibat investasi tersebut,\" tandasnya. Pantauan BE, debu yang dihasilkan gudang semen Holcim semakin melimpah. Begitu juga kondisi jalan semakin tercemar akibat tumpahan tanah liat yang berasal dari truk pembangunan gudang semen Tiga Roda. Warga yang melintas jalanan di sekitar kawasan tersebut terpaksa menutup mulut mereka untuk menghindari debu yang menimbulkan tenggorokan gatal. (009)
Kisruh Gudang Semen Memanas
Senin 28-10-2013,11:15 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :