Sementara itu, Al-Thibi Rahimahullah menafsirkan bahwa dirantai bermakna berpindah dari jalan kesesatan menuju cahaya petunjuk Allah.
Namun, sebagian ulama menafsirkan hadits ini secara hakiki. Dalam tafsir surat Ali Imran, maknanya dianggap tekstual yakni benar-benar ada manusia yang masuk surga dalam keadaan dibelenggu.
Riwayat dari Abu Tufail juga menguatkan pendapat ini dengan sanad yang sampai kepada Rasulullah.
Meski begitu, ulama lain seperti Ibrahim Al-Harbi menolak pemahaman tekstual. Ia menegaskan bahwa rantai dalam hadits tersebut hanyalah kiasan dari kondisi terpaksa saat memeluk Islam, yang kemudian menjadi sebab masuknya seseorang ke surga.
Menurut Ibrahim Al-Harbi, tidak ada paksaan dalam Islam. Manusia harus menerima Islam dengan kesadaran dan kerelaan. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 256:
"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat,".
Rasulullah SAW pun pernah menjawab pertanyaan seorang sahabat yang bertanya, "Siapakah mereka, wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab:
"Sekelompok orang dari Ajam (non-Arab) yang ditawan oleh kaum Muhajirin, lalu mereka masuk Islam dalam keadaan terpaksa,".
BACA JUGA:3 Dzikir Ini Sangat Dahsyat dan Mudah Diamalkan, Bahkan Bisa Menunda Hari Kiamat
BACA JUGA:10 Golongan Pelaku Maksiat di Padang Mahsyar saat Hari Kiamat, Berikut Ciri-cirinya
Dalam Islam, jika seseorang masuk Islam karena terpaksa, seperti dalam kasus tawanan perang, dan akhirnya menerima Islam sebagai agama yang benar, maka surga pun menjadi balasan baginya.
Itulah penjelasan tentang golongan manusia yang akan dirantai saat masuk surga. Semoga bermanfaat.(*)