Terkait anggapan bahwa nasib tidak dapat diubah setelah usia 40 tahun, Buya Yahya menjelaskan bahwa hal itu hanya sebagai bahan evaluasi.
Sebab, pada usia tersebut, seseorang umumnya telah mencapai kematangan dalam berpikir dan bertindak.
Bahkan, Nabi Muhammad SAW sendiri menerima wahyu pertama dan diangkat sebagai rasul pada usia 40 tahun.
"Itu disebutkan para ulama untuk membuat evaluasi, bukan berarti ketentuan melewati usia 40 tahun tak dapat diubah lagi nasibnya. Kalau sudah mencapai 45 tahun, kalau belum baik jangan menyerah dong. Ada yang tobat di usia 50 tahun, 60 tahun," terang Buya Yahya.
"Jadi, tidak ada ketentuan semacam itu. Kalau gak baik, gak baik seterusnya. Gak kaya, gak kaya seterusnya. Gak ada itu semuanya," tegas Buya Yahya.
Buya Yahya mengajak umat Islam untuk selalu bersikap optimistis bahwa kehidupan mereka dapat berubah menjadi lebih baik.
Selain itu, Buya Yahya juga menekankan pentingnya berprasangka baik (husnudzon) kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan yang dijalani.
BACA JUGA:Sahkah Sholat yang Membaca Al-Fatihah Hanya Gerak Mulut? Berikut Penjelasan Buya Yahya
BACA JUGA:Sahkah Sholat Saat Ada Sisa Makanan di Mulut? Berikut Penjelasan Buya Yahya
"Husnudzon kepada Allah. Yang hari ini belum sukses jangan berprasangka buruk kepada Allah. Mungkin minggu depan, bulan depan Anda akan sukses. Tidak boleh kita memastikan (tak dapat diubah lagi nasibnya). Yang boleh adalah tetap berusaha. Yang fakir hari ini tetap berusaha. Yang sakit hari ini tetap berusaha. Kalau nggak berusaha namanya putus asa," demikian Buya Yahya.
Itulah penjelasan Buya Yahya tentang benarkah nasib seseorang tidak akan berubah lagi saat ia berusia 40 tahun. Semoga bermanfaat.(*)