Sentilan Pedas Buya Yahya, Untuk Muslim yang Ikut Foya-Foya Merayakan Tahun Baru Masehi

Jumat 03-01-2025,06:00 WIB
Reporter : Ari Apriko
Editor : Ari Apriko

"Kebiasaan-kebiasaan jelek seperti itu yang perlu dihentikan," terang Buya Yahya.

Buya Yahya mengingatkan bahwa pada malam pergantian tahun, banyak orang terjerumus dalam perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, seperti konsumsi minuman keras dan perkelahian.

Buya Yahya juga menyoroti fenomena di Indonesia, di mana meskipun mayoritas penduduknya adalah umat Muslim, perayaan tahun baru Masehi kerap diwarnai dengan kegiatan hura-hura yang melibatkan banyak pihak.

BACA JUGA:Bolehkah Doa Tahun Baru Islam Dibaca Saat Tahun Baru Masehi? Ini Kata Buya Yahya

BACA JUGA:Bolehkah Umat Muslim Merayakan Tahun Baru Masehi? Berikut Pandangan Buya Yahya

"Di Indonesia, kaum musliminnya mayoritas, tetapi alun-alun penuh dengan keramaian, sementara banyak orang Nasrani yang lebih khusyuk berdoa di gereja," kata Buya Yahya.

Buya Yahya mengungkapkan keprihatinannya terhadap banyaknya umat Islam yang terlibat dalam perayaan tersebut.

Buya Yahya menyoroti bahwa masalah utamanya adalah kecenderungan umat Islam untuk mengadopsi budaya yang berasal dari non-Muslim, tanpa mempertimbangkan kesesuaiannya dengan ajaran Islam.

"Kita tidak melihat akibatnya di masa depan, kita hanya ingat kejadian-kejadian buruk yang terjadi setelah merayakan tahun baru, seperti pertengkaran atau bahkan kematian," tegas Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, mengikuti budaya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam merupakan tindakan yang sebaiknya dihindari.

Buya Yahya menegaskan bahwa meskipun tahun baru Masehi diterapkan sebagai sistem penanggalan oleh negara, umat Islam tidak seharusnya merayakannya dengan cara yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.

"Kalau masalah hari, kita pakai hari tanggal mereka, tetapi seharusnya kita membiasakan diri dengan tahun Hijriah," papar Buya Yahya.

Buya Yahya menegaskan pentingnya kalender Hijriah dalam menjalankan kewajiban agama, seperti menentukan waktu ibadah dan menghitung usia anak dalam konteks ibadah tertentu.

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa pelaksanaan ibadah umat Islam sama sekali tidak berkaitan dengan perhitungan tahun Masehi.

"Ibadah dalam Islam berkaitan dengan tahun Hijriah, bukan tahun Masehi," ujar Buya Yahya.

Karena itu, merayakan tahun baru Masehi, terutama dengan cara yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, adalah hal yang sebaiknya dihindari.

Kategori :