"Kewaspadaan masyarakat adalah kunci utama dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi," katanya.
Selain mitigasi teknis, edukasi kepada masyarakat menjadi elemen penting dalam menghadapi bencana. BMKG Provinsi Bengkulu telah meluncurkan program "BMKG Goes to School" yang ditujukan kepada pelajar SMA dan SMK di berbagai wilayah. Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya kesiapsiagaan bencana.
"Kami berharap edukasi ini dapat membentuk budaya tanggap bencana sejak dini," kata Pengamat Meteorologi dan Geofisika BMKG Provinsi Bengkulu Ashvin Hamzah.
Edukasi ini melibatkan simulasi sederhana, seperti cara membaca peta bencana dan memahami tanda-tanda awal cuaca ekstrem.
Bencana hidrometeorologi menjadi ancaman yang nyata bagi masyarakat Bengkulu, terutama di musim hujan.
Potensi banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung harus diantisipasi secara serius oleh semua pihak. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait, risiko bencana dapat diminimalkan.
Langkah-langkah seperti meningkatkan kewaspadaan, memanfaatkan teknologi peringatan dini, menjaga lingkungan, dan mendukung program edukasi adalah kunci dalam menghadapi ancaman ini.
"Ketika bencana datang, kesiapan dan kesadaran masyarakat akan menjadi faktor penentu keselamatan," kata Ashvin.(adv)