Mewaspadai Ancaman Bencana Hidrometeorologi di Bengkulu Saat Penghujan

Senin 02-12-2024,11:33 WIB
Editor : Rajman Azhar

Selain itu, daerah lain seperti Kepahiang, Lebong, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, hingga Kaur juga masuk dalam zona merah bencana hidrometeorologi.

Tanah longsor yang terjadi di jalan nasional di Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, misalnya, kerap memutus akses penghubung menuju Kabupaten Kepahiang.

Pada Januari 2024, kejadian longsor menyebabkan jalanan tidak bisa dilalui selama beberapa hari.

"Kejadian seperti ini tidak hanya menghambat transportasi, tetapi juga mengancam keselamatan pengguna jalan," kata Herwan.

Wilayah lain yang juga rawan adalah Desa Talang Ratu, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong. Longsor yang terjadi pada April 2024 merusak jalan provinsi sepanjang 100 meter hingga tidak dapat dilalui kendaraan.

Kepala BPBD Kabupaten Lebong, Tantami, mengatakan meski telah dilakukan perbaikan dengan membuka jalur baru, mitigasi jangka panjang tetap diperlukan.

BACA JUGA:Agar Pintu Rezeki Dibukakan Seluas-luasnya, Ustaz Abdul Somad: Amalkan Doa Ini Setiap Hari

BACA JUGA:Pusing Karena Terlilit Hutang, Berikut Nasehat dari Ustaz Adi Hidayat dan Amalan yang Harus Dilakukan

"Kerusakan jalan ini membutuhkan anggaran besar dan koordinasi dengan pemerintah provinsi," ujarnya.

Kondisi jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Lebong dengan Rejang Lebong ini hampir setiap musim hujan selalu tertimbun tanah longsor, tebing yang berada di sisi kiri dan kanan jalanan ini menjadi rapuh, mudah tergerus dan runtuh saat hujan deras turun dalam waktu lama.

Selain rawan bencana tanah longsor wilayah Kabupaten Lebong juga menjadi langganan banjir akibat meluapnya Sungai Ketahun.

Banjir ini tidak hanya merusak pemukiman penduduk juga infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan maupun sarana prasarana umum, juga lahan pertanian masyarakat.

Permasalahan lainnya yang menjadi ancaman serius ialah banjir, terutama di wilayah bantaran sungai dan dataran rendah. Intensitas hujan yang cukup tinggi pada saat ini dapat menyebabkan sungai meluap, menggenangi permukiman dan mengganggu kegiatan ekonomi.

Di beberapa daerah, banjir juga merusak infrastruktur yang ada di Kabupaten Lebong seperti jembatan gantung di wilayah Kecamatan Topos, Lebong Sakti, Uram Jaya, dan Beringin Kuning.

Berdasarkan data BPBD Provinsi Bengkulu, kerugian akibat bencana hidrometeorologi pada tahun 2024, mencapai lebih dari Rp250miliar, dengan terparah terjadi di kabupaten Lebong dengan kerugian sebesar Rp140 miliar, dan selebihnya tersebar ke kabupaten/kota lainnya.

Jumlah kerugian akibat banjir dan tanah longsor di provinsi Bengkulu pada tahun 2024 itu mengalami peningkatan dibandingkan kerugian akibat bencana pada 2023 yang ada di kisaran Rp200 miliar.

Kategori :