Anak-anak, terutama balita, sering kali mengalami perubahan suasana hati yang cepat. Mereka mungkin menangis karena frustrasi, marah, takut, atau bahkan perasaan yang lebih abstrak seperti kebingungan atau kehilangan.
Anak-anak ini belajar mengatur emosinya, dan menangis adalah respons alami terhadap emosi yang belum bisa mereka kendalikan dengan baik.
8. Perkembangan atau growth spurt
Ada saat-saat tertentu dalam perkembangan seorang anak dimana ia mengalami “developmental leap” atau masa pertumbuhan yang pesat, baik secara jasmani maupun rohani.
Pada masa ini, bayi mungkin akan menjadi lebih sulit menangis atau mudah menangis tanpa sebab yang jelas. Lompatan perkembangan ini dapat mencakup pengembangan keterampilan motorik, bahasa, atau sosial, yang mungkin terasa membebani.
BACA JUGA:Inilah Alasan Kenapa Wanita Kehilangan Rasa Cinta, No. 2 Paling Sering Terjadi
BACA JUGA:Ini Dia Dampak Generasi Sandwich dan Cara Memutus Rantainya
9. Kecemasan atau ketakutan yang tidak terekspresikan
Anak kecil sering kali tidak mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan perasaan takut atau cemasnya secara verbal.
Anak-anak mungkin takut terhadap hal-hal yang tampaknya tidak penting bagi orang dewasa, seperti kegelapan, suara-suara aneh, atau bahkan orang-orang baru.
Kecemasan akan perpisahan juga kerap menjadi penyebab anak menangis, terutama saat berpisah dengan orang tua atau walinya.
10. Tumbuh Gigi
Tumbuh gigi merupakan tahapan yang umum terjadi pada bayi dan balita dan sering kali disertai rasa tidak nyaman atau nyeri. Rasa sakit ini bisa menyebabkan menangis tanpa alasan yang jelas.
BACA JUGA:Inilah Alasan Kenapa Wanita Kehilangan Rasa Cinta, No. 2 Paling Sering Terjadi
BACA JUGA:Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Bintitan
Proses tumbuh gigi bisa membuat gusi terasa gatal atau perih sehingga membuat bayi tidak nyaman dan sering menangis.