BENGKULUEKSPRESS.COM - Seorang pengusaha catering Heny (46) warga Kelurahan Sukamerindu, Kota Bengkulu menjadi korban penipuan pesanan catering dengan modus mengatasnamakan salah satu instansi dengan kerugian capai puluhan juta rupiah, Jum'at (13/09/2024)
Kejadian ini berawal ketika terlapor memesan makanan untuk kegiatan dan mengatas namakan di salah satu instansi yang berkantor di Kota Bengkulu untuk tiga hari.
"Dia pertama menghubungi saya untuk memesan nasi kotak mengatasnamakan instansi dan memesan untuk 3 hari sebanyak 600 kotak," tutur Heny saat dihubungi melalui via telepon, Jum'at (13/09/2024).
Kemudian terlapor mengatakan kepada korban bahwa dia mendapatkan nomor telepon korban dari instansi tersebut, lantaran merasa sudah langganan korban pun langsung percaya.
BACA JUGA:Sidang Putusan Kakek Cabuli Cucu Kandung di Kota Bengkulu Ditunda, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Tersangka dan Berkas Kasus Korupsi Dana BOS SMPN 17 Kota Bengkulu Dilimpahkan ke JPU
"Ibu langsung percaya karena dia mengaku dapat nomor ibu dari intansi yang serupa, karena ibu sudah langganan ya ibu percaya aja," ungkap Heny.
Lalu di hari kegiatan akan berlangsung terlapor kembali menelpon korban untuk menyiapkan ikan kaleng siap saji. merasa curiga dengan hal tersebut korban lalu menanyakan perihal pembayaran makanan tersebut.
Namun, dengan lihainya korban kembali tertipu dengan kata-kata dari terlapor yang meminta korban untuk menyiapkan nota pembayaran lalu kemudian dikirimkan ke terlapor agar pembayarannya dapat dilakukan.
"Karena dia mengatakan itu perintah komandan untuk memesan ikan kaleng, saya lalu meminta kejelasan pembayaran dan dia meminta saya untuk menyiapkan nota," kata Heny.
BACA JUGA:Tidak Taat Bayar Pajak, Mantan Direktur PT Putra Pekal dan Asahi Ditahan Kejati Bengkulu
BACA JUGA:Pj Walikota Bengkulu Tinjau Pengerjaan Rehabilitasi Kota Tuo, Ditarget Selesai Akhir Tahun
Kemudian korban lalu mentransfer uang untuk membayarkan pesanan ikan kaleng melalui link yang dikirim oleh terlapor kepada korban.
Setelah korban selesai membayarkan pesanan ikan kaleng yang diminta, ternyata terlapor kembali meminta tambahan pesanan dengan makanan yang berbeda, mulai dari situ korban memliki perasaan yang tidak enak.
Korban lalu menghubungi tempat ia memesan ikan kaleng tadi, yang diketahui nomor tersebut didapat korban dari terlapor yang sebelumya korban mengirimkan link pemesanan.