Berisiko Terkena Penyakit Mematikan, Inilah Bahaya Makan Jeroan Ayam bagi Kesehatan

Senin 29-07-2024,17:30 WIB
Reporter : Fitri Nugroho
Editor : Rajman Azhar

BENGKULUEKSPRESS.COM - Siapa yang tidak suka dengan jeroan/ Ya, jeroan merupakan salah satu bahan makanan yang dapata diolah menjadi hidangan lezat dan bikin ketagihan. 

Salah satu jenis jeroan yang sering dikonsumsi dan diolah menjadi makanan enak adalah jeroan ayam. Jeroan ayam merupakan organ dalam ayam yang sering kali menjadi santapan masyarakat di Indonesia. 

Masyarakat negara lain juga mengonsumsi jeroan sebagai salah satu bahan masakan. Meski memiliki sejumlah manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh, jeroan juga memiliki bahaya atau risiko untuk kesehatan yang perlu diketahui agar dapat terhindar dari risiko penyakit.

Berkat kandungan zat gizinya manfaat jeroan yang bisa Anda dapatkan yakni dapat membangun massa otot, mencukupi kebutuhan zat besi, dan menjaga daya tahan tubuh serta saraf. 

BACA JUGA:Dapat Meningkatkan Kesuburan Pria, Berikut Manfaat Toge yang Sayang untuk Dilewatkan

Meskipun kaya nutrisi, Anda harus mengonsumsi jeroan ayam secukupnya. Berikut ini merupakan dampak buruk bagi kesehatan akibat makan jeroan terus-menerus.

1. Penumpukan racun dalam tubuh

Mengonsumsi jeroan teryata dapat menimbulkan penumpukan racun dalam tubuh. Walaupun kaya protein, vitamin A, dan mineral, jeroan mengandung berbagai racun dan logam berat. 

Hati dan ginjal hewan mengandung racun yang disaring dari darah, seperti merkuri, timah, arsenik, kromium, kadmium, dan selenium.

Konsumsi hati atau jeroan dalam waktu lama akan menyebabkan penumpukan logam berat dan racun dalam tubuh. 

BACA JUGA:8 Khasiat Buah Pinang Muda, Baik untuk Kesehatan Gigi dan Tulang

2. Meningkatkan kolesterol

Mengonsumsi jeroan ayam terus menerus dapat meningkatkan kolestrol. Ini dikarenakan daging jeroan tinggi kolesterol dan lemak trans. 

Oleh karena itu, makan jeroan terlalu sering bisa menyebabkan kenaikan kolesterol dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Kolesterol yang tinggi lama-kelamaan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah karena lemak (aterosklerosis). Ini memicu terjadinya serangan jantung atau stroke.

Kategori :