BENGKULUEKSPRESS.COM - Nifas merupakan hal yang wajar terjadi pada saat setelah seorang wanita melahirkan. Masa nifas dimulai saat kompilasi wanita telah mengeluarkan plasenta dan berlanjut hingga 40 hari setelah persalinan.
Jika dikaitkan dengan ibadah puasa, tentu akan menimbulkan banyak pertanyaan. Lantas apakah selama nifas ibu diperbolehkan untuk berpuasa? Artikel ini akan memberikan sejumlah hal yang perlu ibu ketahui.
Mengalami Masa Nifas, Bolehkah Berpuasa?
Dirangkum dari berbagai sumber, jika dilihat dari sudut pandang hukum agama Islam, ibu yang berada pada masa nifas tidak diperbolehkan puasa di bulan Ramadan.
Ternyata, hal ini bisa dijelaskan dalam kacamata medis alasan wanita tidak diperbolehkan berpuasa selama masa nifas. Selama masa nifas, ibu mengalami perubahan fisik maupun emosional.
Masa nifas adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan kekuatan tubuh pasca melahirkan dengan memenuhi kebutuhan nutrisi ibu.
BACA JUGA:Setelah Pertengahan Ramadhan, Ustaz Adi Hidayat Ingatkan Ini
Pola makan sehat penting untuk mempercepat proses pemulihan dan memberi ibu energi untuk merawat Si Kecil yang baru lahir.
Selain itu, nutrisi yang tercukupi juga mencegah perubahan suasana hati, sehingga risiko depresi pasca melahirkan dapat diminimalisir.
Puasa mengharuskan seseorang untuk menahan haus dan lapar dalam waktu yang cukup lama.
Tentunya hal ini tidak bisa dilakukan selama masa nifas karena ibu perlu mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang untuk memulihkan kondisi setelah persalinan. Berikut ini kondisi tubuh pasca persalinan:
Vagina. Organ ini akan mengalami pembengkakan dan peningkatan aliran darah. Umumnya akan membaik dalam waktu 6–10 minggu.
BACA JUGA:Ini Dia 3 Produk Herbal yang Bantu Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Perineum. Organ di antara vagina dan anus ini akan membengkak pasca persalinan. Umumnya akan membaik dalam waktu 1–2 minggu.
Rahim. Saat hamil, berat rahim bisa saja mencapai 1000 gram, tergantung ukuran janin. Pasca persalinan, beratnya akan menyusut hingga menjadi 50–100 gram saja.