BENGKULUEKSPRESS.COM- Umat Islam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam setahun.
Namun, di beberapa daerah, perayaan Maulid Nabi bisa berlangsung sepanjang bulan Rabiul Awal.
Acara Maulid Nabi diadakan untuk memperingati kelahiran Rasulullah SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah.
BACA JUGA:Allah Luaskan Rezeki dan Limpahkan Pahala, Buya Yahya: Amalkan ini di Pagi Hari
BACA JUGA:Hati-Hati Sering Duduk di Tempat Ini, Bisa Bikin Rezeki Seret, Berikut Penjelasan Buya Yahya
Selama perayaan ini, seringkali dibacakan kitab maulid yang berisi cerita-cerita tentang kehidupan teladan Nabi Muhammad SAW.
Perayaan Maulid Nabi sering diadakan di masjid-masjid kampung, sekolah-sekolah, bahkan instansi pemerintah.
Ini adalah kesempatan bagi umat Islam untuk lebih mengenal dan memahami kehidupan Rasulullah SAW melalui acara peringatan ulang tahun kelahirannya.
Meskipun perayaan Maulid Nabi sudah menjadi tradisi yang lazim diadakan setiap tahun, ada beberapa kelompok dalam Islam yang menganggap peringatan tersebut sebagai bid'ah.
Mereka berpendapat bahwa karena perayaan Maulid Nabi tidak ada di zaman Rasulullah SAW, maka hal tersebut seharusnya tidak dilakukan dalam agama Islam.
Oleh karena perdebatan seputar perayaan Maulid Nabi, muncul pertanyaan yang diajukan oleh salah satu jemaah Al Bahjah kepada KH Yahya Zainul Ma'arif, yang juga dikenal sebagai Buya Yahya.
BACA JUGA:Buya Yahya Ajak Amalkan Kalimat ini, Bakal Dihantam Rezeki Dahsyat, Hajat Juga Cepat Terkabul
BACA JUGA:Nasehat Buya Yahya Agar Rezeki Lancar, Jangan Lupa Lakukan 2 Hal ini
Dalam penjelasannya, Buya Yahya menyampaikan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah memperingati dirinya sendiri, tetapi beliau adalah contoh yang harus diikuti oleh umat Islam.
Oleh karena itu, perayaan Maulid Nabi dimaksudkan untuk menghadirkan segala aspek yang ada pada diri Rasulullah SAW, termasuk akhlak dan perilakunya yang menjadi teladan bagi umat Islam.