BENGKULUEKSPRESS.COM - PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk memberikan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi 5% fixed 20 tahun. Dengan bunga tetap sampai 20 tahun diharapkan semakin banyak masyarakat dapat memiliki rumah.
Direktur Distribution & Funding BTN, Jasmin mengatakan optimalkan KPR subsidi dan non subsidi menjadi salah satu rencana bisnis BTN tahun 2023. Sampai Mei 2023 penyaluran KPR subsidi sudah sebanyak 60.421 unit rumah dengan nilai Rp 8,9 triliun.
"Rumah itu sudah pasti (peminatnya), kita selama ini justru booking kita mulai naik," kata Jasmin dalam media briefing di Dominica Restaurants, Jumat (23/6/2023).
Sementara itu, KPR non subsidi BTN dengan suku bunga floating saat ini masih di atas suku bunga dasar kredit (SBDK). Mengutip laman resmi BTN, SBDK KPR BTN saat ini sebesar 7,30%.
Jasmin pun menilai tren suku bunga KPR ke depan akan bergantung dengan suku bunga Bank Indonesia (BI). Ia berharap suku bunga BI dapat turun dan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) tidak menaikkan suku bunga acuan secara signifikan.
"Mudah-mudahan malah bisa turun atau GWM-nya (Giro Wajib Minimum) bisa diturunkan dari 9% ke bawah, supaya likuiditas nggak terlalu ketat, kemudian persaingan antar bank nggak terlalu ketat juga, kemudian kredit bisa normal," ucap Jasmin.
BACA JUGA:Siap-siap, Juli 2023 Mitra Gojek dan Grab Bisa Ajukan KPR Lewat Tapera
BTN sendiri terus gencar menggenjot dana murah atau Current Account and Saving (CASA). Target perolehan dana murah tahun ini dipatok sekitar Rp 200 triliun atau 53% dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
"Per kuartal I-2023 kami sudah mengumpulkan CASA sebesar Rp 167 triliun dengan proporsi 52% dari DPK karena empat inisiatif strategi yang kami dorong pada tahun ini mencatatkan progres yang signifikan," ucap Jasmin.
Sampai 2025 BTN memiliki misi untuk melipatgandakan dana murah menjadi sekitar Rp 270 triliun. Untuk mencapai itu rata-rata CASA harus tumbuh sekitar Rp 35 triliun per tahun.