BENGKULUEKSPRESS.COM - Seiring dengan perbaikan ekonomi dan semakin ramainya mobilisasi masyarakat, perbankan pun semakin aktif menyalurkan kredit tanpa agunan (KTA).
Guna mempertahankan kualitas pembiayaan, bank lebih gemar menyalurkan kredit perorangan alias personal loan kepada debitur berbasis payroll.
PT Bank CIMB Niaga misalnya, dalam beberapa bulan terakhir mencatatkan rekor booking KTA lebih tinggi dibandingkan saat pandemi Covid-19.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi menyatakan, hingga kuartal I/2023, pertumbuhan personal loan telah mencapai kisaran 5% secara year on year (yoy).
"Sejak kuartal IV/2022, kami melihat produk personal loan sudah mengalami pertumbuhan kembali di kisaran 20%. Hingga saat ini pertumbuhan penyaluran meningkat karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Noviady beberapa waktu lalu.
Adapun pada kuartal I/2023, penyaluran kredit CIMB Niaga untuk produk personal loan dan lainnya tercatat senilai Rp 13,93 triliun. Nilai itu tumbuh 12,4% yoy dari posisi kuartal I/2022 sebesar Rp 12,39 triliun.
Berkat bantuan personal loan, kredit pemilikan rumah (KPR), kredit pemilikan motor (KKB), dan kartu kredit, bisnis pembiayaan konsumer CIMB Niaga mampu tumbuh 33,9% pada kuartal I/2023. Noviady pun berharap kredit konsumer bisa tumbuh dua digit tahun ini.
Asal tahu saja, CIMB Niaga menyediakan pinjaman tanpa agunan kepada nasabah untuk kebutuhan renovasi rumah, pendidikan, pernikahan, liburan, dan lain-lain. Bank mengklaim proses KTA terbilang cepat hanya satu hari, dengan jangka waktu sampai empat tahun, dan plafon mencapai Rp200 juta.
Senada, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan outstanding penyaluran kredit tanpa agunan di BRIGuna hingga kuartal I/2023 mencapai Rp 456,5 triliun. Nilai ini mengalami pertumbuhan 9,9% year on year (yoy) dari posisi kuartal I/2022 sebesar Rp 415,4 triliun.
Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani menyatakan salary based loan atau BRIGuna memiliki prospek yang sangat baik. Ia mengakui segmen KTA ini pemainnya semakin tumbuh subur di industri, dan BRI masih memegang market share tertinggi.
"Tentu kita terus tumbuhkan salary loan, karena kita bukan KTA yang sembarangan, itu yang membuat non performing loan (KTA) nya rendah karena kita fokus di payroll,” kata Handayani.
Ia menargetkan, bisnis BRIGuna ini bisa tumbuh 10% -12% di sepanjang tahun 2023. Hal ini sejalan dengan target kredit konsumer maupun kredit BRI secara keseluruhan yang naik 10% hingga 12% tahun ini. (AMX)