BENGKULUEKSPRESS.COM- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat bahwa jumlah penduduk miskin di Bengkulu pada tahun 2022 lalu menurun dari 306 ribu jiwa pada 2021 menjadi 297,23 ribu jiwa.
Tidak hanya itu, persentase penduduk miskin di Bengkulu juga mengalami penurunan dari 15,22 persen pada 2021 menjadi sebesar 14,62 persen pada 2022.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal mengatakan, penurunan kemiskinan tersebut terjadi karena dampak pandemi Covid-19 mulai mereda dan perkembangan ekonomi di Bengkulu juga sudah berjalan. Bahkan beberapa sektor seperti perdagangan dan pertanian juga sudah menggeliat.
"Karena dampak pandemi Covid-19 mulai mereda dan perekonomian mulai menggeliat membuat jumlah penduduk miskin di Bengkulu mengalami penurunan," kata Win, Kamis (5/1/2023).
BACA JUGA:Bayi Ini Lahir dengan Kondisi Genetik Super Langka, Begini Penampakannya
BACA JUGA:Mengenal Komunitas Merpati Kolongan Bengkulu
Selain itu, Win mengaku penurunan kemiskinan tersebut juga terjadi karena dukungan dari program pemerintah daerah dan pusat. Bahkan beberapa program pengurangan angka kemiskinan yang dilakukan pemerintah tersebut ikut berpengaruh untuk menurunkan angka kemiskinan di Bengkulu.
"Tentu ini semua juga berkat dukungan dari pemerintah daerah dan bantuan dari pemerintah pusat seperti BLT dan sebagainya, jadi itu ikut menurunkan angka kemiskinan di Bengkulu," tuturnya.
Ia menjelaskan, secara umum, dalam periode 2010-2022 tingkat kemiskinan di Bengkulu cenderung mengalami penurunan, baik jumlah penduduk miskin maupun persentase penduduk miskin.
Hal ini membuktikan bahwa pemerintah telah berusaha maksimal untuk menurunkan tingkat kemiskinan di daerah ini.
BACA JUGA:Info Pangan, Harga Cabai di Bengkulu Tembus Segini
BACA JUGA:Pria yang Pamer Alat Vital ke Mahasiswi Bengkulu Dicari Polisi
"Kalau kita lihat tingkat kemiskinan di Bengkulu dari tahun 2010 hingga 2022, itu baik jumlah maupun persentase terus mengalami penurunan. Itu membuktikan bahwa pemerintah terus berupaya menurunkan tingkat kemiskinan," tutupnya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Bengkulu, Prof Dr Ahmad Badawi Saluy SE MM mengatakan, menurunnya angka kemiskinan pada tahun 2022 lalu menjadi hal yang sangat baik. Namun, dirinya menyarankan kepada pemerintah agar berupaya untuk menekan tingkat inflasi agar tidak mendorong penurunan daya beli masyarakat terutama masyarakat rentan miskin agar tidak masuk dalam kategori masyarakat miskin.
"Inflasi harus terus ditekan, itu dilakukan agar pada tahun 2023 ini penurunan kemiskinan bisa berlanjut," kata Ahmad.