BENGKULU, Bengkuluekspress.com - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan literasi digital, perlunya pemahaman masyarakat untuk melawan pelecehan seksual di dunia digital. Hal itu diungkapkan, Guru SMAN 6 Bengkulu Selatan
Marjoko Susilo, M.Pd.I saat menkadi narasumber, Kamis (22/7).
Marjoko mengatakan, perlunya proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku, dan aliran (agama).
\"Dunia pendidikan Indonesia mesti menerima globalisasi namun tidak terlarut di dalamnya sambil menumbuh kembangkan pendidikan kebudayaan yang menjadi karakteristik khas bangsa Indonesia,\" katanya.
Ia menjelaskan, tips dalam media digital antara lain, etika berkomunkasi, hindari penyebaran SARA, perika kebenaran berita, hargai hasil karya orang lain, serta saring dulu sebelum membagikan informasi.
Pendidikan multikulturalisme di ruang digital upaya mewujudkan pelajar pancasila antara lain, ruang digital positif, online dan offline tidak dapat dipisahkan.
\"Media digital bagi pelajar, pengetahuan karakter budaya, multikultural, dan aksi nyata. Masyarakat Indonesia mampu memanfaatkan ruang digital secara positif,\" ujarnya.
Menurutnya, pendidikan di ruang digital dan di ruang fisik tidak bisa terpisahkan karena literasi digital berdasarkan literasi keseharian masyarakat termasuk pelajar didalamnya. Ruang digital dapat memanfaatkan semua media digital agar menjadi sarana dalam pembelajaran yang mengasikan dan menyenangkan.
\"Mengeksplorasi kembali nilai-nilai budaya melalui paradigma pendidikan,\" pungkasnya.
Ia menegaskan, pendidikan multikultural di Indonesia perlu direspon untuk menjaga keutuhan bangsa yang kaya akan keberagaman. Serta, menerapkan dalam kehidupan nyata melalui karakter yang tercipta sehingga kembali kemasyarakat yang saling menghargai, bertoleransi dan arif dalam memanfaatkan media terutama media digital saat ini.
Sementara itu, Kepala MAN Bengkulu Selatan
Saefudin Zuhri, M.Pd menjelaskan pentingnya etika digital sebagai norma perilaku yang tepat dan bertanggung jawab terkait dengan penggunaan teknologi. Dimana harus menggunakan bahasa dan penulisan kata yang baik pada saat mempublikasikan di media sosial agr tidak menyinggung orang lain, memberikan informasi yang sesuai fakta dan tidak memuat konten yang mengandung isu SARA.
\"Tujuan etika digital antara lain, tidak membagikan berita hoax, menggunakan bahasa yang baik, tidak mengusik privasi orang lain, dan membuat status yang baik,\" ujarnya.
Ia mengungkapkan, dampak positif dari teknologi digital meliputi, memudahkan untuk mengakses informasi secara aktual dan faktual, mudah mendapatkan layanan digital tertentu tanpa antre, serta memungkinkan mengakses banyak hiburan lewat platform streaming film atau musik.
\"Tentu ada pula dampak negatif dari teknologi digital diantaranya, beradarnya informasi atau berita hoaks, ketergantungan terhadap dunia maya, serta mudahnya akses pornografi, ujaran kebencian, dan konten bajakan,\"pungkasnya.
Ia menambahkan, tips mengenali dan menyikapi berita antara lain, tidak mudah terprovokasi dengan judul berita, bersikap kritis, utamakan logika, lakukan konfirmasi, saring sebelum membagikan, tidak mudah terpercaya dengan gambar atau video yang muncul di internet, serta laporkan konten yang mengandung hoax.(HBN)