BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Meskipun pasokan gas bersubsidi elpiji 3 kilogram (melon) mencukupi hingga akhir tahun, namun harganya di lapangan tidak sesuai harapan. Bahkan harganya ditingkat pengecer telah menyentuh harga Rp 30 ribu per tabung. Padahal sesuai aturan Pemerintah Kota Bengkulu, harga eceran tertinggi (HET) gas melon sebesar Rp 15.500.
Kepala Disperindag Kota Bengkulu Dewi Dharma SE mengatakan, mahalnya harga gas melon disebabkan penyalurannya tidak tepat sasaran. Padahal Disperindag dan Pertamina sudah memberikan imbauan kepada seluruh pangkalan gas untuk tidak menjual gas bersubsidi kepada pengecer.
\"Kita sudah ingatkan mereka jangan jual gas bersubsidi ke pengecer, karena kalau dijual ke mereka harganya jadi melambung tinggi,\" kata Dewi, kemarin (11/10).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Desperindag sudah memberikan peringatan kepada seluruh pangkalan, serta melarang mereka untuk mendistribusian gas elpiji 3 Kg kepada pengecer. \"Ini selalu terjadi di Bengkulu, padahal pasokan gas kita itu cukup sampai akhir tahun, tapi karena ada pangkalan yang menjual ke pengecer jadinya harganya mahal, makanya kita akan tindak pangkalan yang nakal tersebut,\" ujar Dewi.
Melihat tingginya harga gas ditingkat pengecer, Desperindag tidak bisa terlalu bertindak dalam mengatasi hal tersebut. akan tetapi pihaknya jika diminta oleh masyarakat untuk melakukan operasi pasar maka dilakukan. \"Kalau memang masyarakat butuh gas dan berharap kita lakukan operasi pasar maka akan kita lakukan, tapi sejauh ini pasokan gas kita masih mencukupi,\" tuturnya.
Dewi menuturkan, seharusnya pasokan gas elpiji 3 Kg mencukupi kebutuhan warga miskin di Kota Bengkulu, namun masih banyak ditemukan gas melon dalam penyalurannya tidak tepat sasaran. \"Kita juga menemukan gas elpiji digunakan tidak pada sasaran, selain itu terdapat adanya oknum yang memborong gas sehingga warga lainnya tidak kebagian,\" tutupnya.(999)