BINTUHAN, Bengkulu Ekspress- Kondisi cuaca di wilayah Kabupaten Kaur beberapa waktu terakhir sering tak menentu, dari panas tiba-tiba langsung hujan ataupun sebaliknya. Dan musim seperti ini menjadi musim berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti yang menjadi penyebab utama penyakit demam berdarah (DBD). Untuk mengantisipasi agar penyakit ini tidak berkembang terus menerus, masyarakat Kaur diminta mencegah DBD dengan mengoptimalkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemberian abate.
“Kita berharap warga dapat mencegah penyebaran DBD sehubungan cuaca tidak menentu terkadang hujan juga terkadang panas,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaur, Azwar SSos, kemarin (22/2).
Dikatakannya, gerakan PSN dinilai efektif untuk memutus mata rantai penyebaran DBD dibandingkan dengan pengasapan atau fogging. Sebab populasi jentik-jentik nyamuk aedes aegypti atau nyamuk pembawa virus DBD berkembang di air kolam, bak mandi, drainase dan tempat lainnya. Sedangkan pengasapan atau fogging, hanya nyamuk dewasa saja yang mati. Untuk itu ia mengajak masyarakat agar membudayakan gerakan lingkungan dengan melakukan PSN juga pemberian abate.
“Di sini kia mengapresiasi warga yang sadar dan peduli untuk mencegah DBD dengan PSN itu, agar terhindar dari penyakit DBD,” terangnya.
Lanjutnya, dengan kondisi cuaca saat ini ekstrem, terkadang hujan kemudian panas membuat nyamuk Aedes aegypti mudah berkembang. Maka itu pihaknya mengimbau masyarakat untuk mewaspadai akan menjalarnya penyakit DBD, dan juga tidak kalah pentingnya dengan melakukan 3 M yaitu menguras, menutup dan mengubur. \"DBD rentan sekali terjadi dengan cuaca ekstrem, kami imbau masyarakat waspada dan melakukan pola hidup sehat,” imbaunya.
Ditambahkan Azwar, dari data yang dimiliki Dinkes Kaur tercatat kasus DBD mulai marak terjadi di mulai awal Februrai 2019 ini. Dimana mulai Januari sampai Februari 2019 ini tercatat ada 15 kasus DBD di Kaur, jumlah ini bisa dibilang meningkat dibandingkan tahun 2018 lalu.
“Dari jumlah kasus DBD yang masuk ke kita belum ada yang meninggal dunia, dan kasus paling banyak itu terjadi di wilayah Kaur Selatan. Juga setiap warga terserang DBD kita langsung lakukan fogging,” jelasnya.(618)