Sinyal mutasi ini tegas disampaikan Walikota Hemi dalam acara pertemuan dengan seluruh Kepala sekolah dan pejabat Dispendik Kota, dalam rangka program 100 hari bidang pendidikan Pemda Kota.
\"Tak cakap, mohon maaf akan kita mutasikan. Karena saya menginginkan adanya perubahan lebih baik dalam 100 hari program kerja ini, khususnya dibidang pendidikan,\" ungkap Helmi.
Dalam pertemuan yang berlangsung hampir 2 jam ini, Helmi menegaskan dalam pelaksanaan UN tak boleh ada rekayasa. Helmi mengaku dia tidak ingin memberikan tekanan bagi guru dalam meraih target kelulusan UN. \"Saya mau guru merdeka. Saya tidak bangga dengan nilai yg bagus tapi hasil rekayasa. Yang kita harapkan bukan pujian, tapi siswa dapat tersenyum apabila mereka dapat masuk ke universitas favorit tanpa merekayasa UN,\" terangnya.
Tak hanya itu saja, dalam kepemimpinannya ini Helmi juga berjanji tetap menganggarkan dana transportasi guru, sebesar 100 ribu perbulan. Diakuinya, anggaran untuk transport ini tak sedikit. Namun, hal tersebut tak menjadi kendala asalkan guru bisa tersenyum. Selain itu, Helmi juga meminta agar sekolah memberikan data siswa yang tidak mampu. Karena pemerintah ingin memberikan pendidikan yang terjangkau bagi anak Bengkulu.
Untuk itu, Helmi mengaku tidak hanya menunggu laporan dari sekolah saja. Namun ia akan langsung melakukan Inspeksi mendadak (Sidak) ke sekolah-sekolah, guna melihat langsung kondisi sekolah sesungguhnya.
Eks RSBI, dan Kuota PPDB Usai pembukaan acara secara resmi oleh Walikota Helmi Hasan dan Kadispendik Kota Bengkulu, Yunirhan,M.Pd dilakukan sesi tanya jawab. Disini walikota mempersilahkan para kepala sekolah menyampaikan aspirasinya, untuk perbaikan kualitas pendidikan Kota Bengkulu kedepan.
Kesempatan ini tak disia-siakan para kepala sekolah. Mereka banyak mengajukan pertanyaan pada walikota baru Helmi Hasan. Diantaranya Kepala Sekolah SMPN 1, Idiarman,SPd mempertanyakan bagaimana pembiayaan sekolah Eks RSBI terkait telah dicabutnya status sekolah RSBI oleh Mahkamah Agung belum lama ini. Berikutnya Kepala SMA PGRI mempertanyakan kepedulian Pemda Kota terhadap nasib sekolah swasta, dan Kepala Sekolah SMPN 22 meminta dibangunkan jalan yang layak menuju sekolahnya. Karena jalan di sekolah itu sangat jauh, dan masih tanah. Kalau hujannya jalannya berlumpur dan sulit dilalui.
Menanggapi aspirasi para kepala sekolah ini Walikota Helmi Hasan menjawab,terkait dengan nasib sekolah Eks RSB bakal menganggarkan dana tersendiri melalui APBD untuk pembiayaan sekolah tersebut. Menurutnya, meskipun label RSBI sudah dihentikan, tapi tidak menghentikan kualitas eks RSBI.
Helmi juga meminta Dispendik segera membuat petunjuk teknis tentang pengelolaan di sekolah eks RSBI itu. Hal ini dilakukan agar sekolah memiliki landasan yang kuat, guna menjalankan program sekolahnya. Tak hanya berhenti disitu saja, Pemkot juga berupaya melepaskan kesan eksklusif yang sudah terlanjur melekat disekolah eks RSBI tersebut. Artinya, sekolah ini akan menjadi gudangnya siswa berprestasi dan menjadi tempat rujukan.
Walikota termuda se-Indonesia ini juga menunjukkan perhatian yang besar pada dunia pendidikan. Ia berjanji segera memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) segera merealiasaikan pembangunan jalan lingkungan di SMPN 22 Kota Bengkulu. \"Saya akan perintahkan besok pagi, jalan di SMPN 22 sudah bisa dibangun. Kalau tidak ada perubahan, Kepala Sekolah segera beritahu saya melalui nomor call center nanti saya berikan,\" paparnya.
Diakhir pertemuan, Helmi juga mengatakan akan lebih memperhatikan sekolah-sekolah swasta yang ada di Kota Bengkulu, terutama terkait dengan jumlah kouta penerimaan siswa baru. (128)