Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama Dalam Menghadapi Radikalisme
CURUP, Bengkulu Ekspress- Untuk mencegah berkembang dan tumbuhnya paham radikalisme yang berujung pada aksi terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bengkulu menggelar kegiatan sosialisasi kepada penyuluh agama dari berbagai daerah di Provinsi Bengkulu.
\"Kegiatan yang kita lakukan hari ini merupakan bagian dari kegiatan pencegahan radikalisme dan terorisme,\" sampai Sekretaris FKPT Provinsi Bengkulu, Ir Usman Yasin MSi disela-sela kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di Hotel Griya Anggita Kota Curup Kamis (31/5) kemarin.
Dijelaskan Usman Yasin, karena kegiatan yang mereka lakukan tersebut adalah bidang dakwah dan penyuluhan dari FKPT, maka pesertanya merupakan penyuluh agama dari 6 kabupaten dan kota yang ada di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.
Peserta kegiatan kemarin yaitu dari Rejang Lebong sebanyak 40 orang, kemudian Kepahiang sebanyak 20 orang, Lebong 10 orang, Bengkulu Tengah 10 orang Kota Bengkulu 5 orang dan Seluma 5 orang. \"Selain penyuluh agama Islam, kegiatan ini juga untuk penyuluh agama non Islam juga,\" tambah Usman Yasin.
Untuk narasumbernya sendiri, menurut Usman Yasin berasal dari beberapa kalangan, termasuk dari narapidana terorisme. Pihaknya menghadirkan langsung narapidana terorisme untuk memberikan pengalaman dan pemahaman terkait dengan terorisme, yang mana aksi terorisme merupakan perbuatan yang salah yang bertentangan dengan agama manapun.
\"Kita berharap para penyuluh agama ini nanti bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa terorisme ini bertentangan dengan agama manapun sehingga pemahaman mengenai terorisme tidak berkembang di masyarakat Bengkulu,\" harap Usman Yasin.
Sementara itu, Ketua Bidang Dakwah FKPT Provinsi Bengkulu, Prof Sirajudin, menjelaskan maraknya pergerakan terorisme dengan modus yang baru. Hal tersebut bukan hanya menjadi tugas pemerintah namun juga semua kalangan. Terlebih lagi menurutnya dilapangan saat sangat sulit membedakan mana saja yang terkait dengan radikalisme.
\"Masalah terorisme bukan hanya PR bagi pemerintah saja, namun saat ini sudah menjadi tanggung jawab semua kalangan untuk mencegahnya,\" tegas rektor IAIN Bengkulu tersebut. Dalam kegiatan penyuluhan tersebut, menurut Sirajudin para peserta akan dilatih menulis, karena nanti akan diadalah lomba ayat-ayat damai yang nantinya disayembarakan penyuluh se-Indonesia.
Di sisi lain, Wakil Bupati Rejang Lebong, H Iqbal Bastari SPd MM saat membuka kegiatan menjelaskan bahwa ketidak sinkronan terhadap suatu permaslahan maka lahirlah kegiatan-kegiatan yang yang tidak sesuai dengan etika, logika dan moralitas agama. Sehingga menurut Wabup, pada sisi lain ada bagian yang menjadi korban karena perseteruan tersebut \"Jihad dalam Islam tidak harus mengucurkan darah atau gemerincingnya pedang,\" tegas Wabup.
Lebih lanjut Wabup menjelaskan, manusia pada dasarnya dilahirkan suci, tetapi pada perjalanan dipengaruhi oleh hal lain sehingga perjalanan hidupnya berbelok-belok. Menurut Wabup dalam menjalani hidup sebagai manusia mempunyai tanggungjawab, terhadap Tuhan dan sesama kita. \"Pemahaman yang separuh-separuh terhadap Alquran dan hadis mengakibatkan perilaku yang berbeda. Apalagi Indonesia dengan mayoritas Islam terbesar menjadi sasaran empuk paham-paham radikal.,\" demikian Wabup. (251/prw)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: