Helmi Ambil Resiko Besar

Helmi Ambil Resiko Besar

\"helmi-hasan\"Debat Kedua Harus Hadir, Jika Tidak...

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Keputusan calon pertahana Helmi Hasan tidak menghadiri debat terbuka pertama dinilai memiliki risiko besar. Dengan tidak hadirnya Helmi dalam debat tersebut, tidak hanya dapat menurunkan kredibilitas, tetapi juga dapat menggerus elektabilitas, sehingga menjadi peluang bagi pasangan calon lain untuk merebut suara masyarakat.

Pandangan pengamat politik Unib, Mirza Yasben M.Soc, SC, ketidak hadiran Helmi pada debat terbuka perdana, menjadi bagian strategi untuk melihat seberapa besar keinginan masyarakat masih menginginkannya, untuk bekerja dalam membangun Kota Bengkulu pada periode kedua. \"Hal ini bisa ditelaah sejak kepemimpinannya diperiode pertama bersama Ir Patriana Sosialinda, kalau buah kerjanya selama ini memang memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, maka dalam hal ini Helmi menganggap dirinya tak perlu banyak berbicara lagi seperti paslon lain,\" katanya.

Melainkan akan lebih menunjukkan bukti yang lebih besar jika dirinya masih dikehendaki oleh rakyat. \"Tetapi tetap saja langkah Helmi ini berisiko besar, ditambah lagi pengaruh isu-isu lawan politiknya. Pemikiran rakyat kita ini bermacam-macam, bisa jadi ada yang berpikir bahwa Helmi tidak serius, dan menganggap pilwakot ini sepele,\" kata Mirza, kepada Bengkulu Ekspress , kemarin (29/4).

Oleh sebab itu, strategi yang digunakan Helmi tidak lagi menonjolkan dirinya seperti paslon lain, tetapi lebih memperkenalkan sosok pasangannya yakni Dedy Wahyudi SE MM. Jika dalam hal ini kemampuan, wawasan dan kualitas Dedy bisa diterima masyarakat, maka kinerja yang akan dihasilkan oleh pasangan Helmi-Dedy bisa sangat menjanjikan untuk memajukan Kota Bengkulu. \"Melalui program-program pembangunan berkelanjutan, serta menata kota lebih baik lagi dibanding periode pertama, saat ia masih berpasangan dengan Linda,\" tuturnya.

Mirza Yasben mengatakan, wajib hukumnya Helmi untuk hadir dalam debat kedua yang diselenggarakan KPU pada tanggal 9 Mei mendatang. Jika tidak, tentunya paslon lain seperti David-Bakhsir, ESD-AZA, dan Linda-Mirza tidak akan tinggal diam, karena menjadi salah satu peluang besar untuk menyaingi kekuatan Helmi. \"Kalau dalam teori, Helmi ini sikapnya bertahan dan melihat dulu kekuatan lawan seperti apa. Nah, nanti dia mengeluarkan senjata-senjata mutakhirnya. Ini bisa bebahaya bagi lawannya, jika Helmi mampu mengcover, menganalisa dan memberi pukulan-pukulan telak kepada para pesaingnya,\" tandas Mirza.

Senada dengan pengamat politik lainnya yakni, Drs Azhar Marwan MSi, secara otomatis banyak masyarakat yang kecewa atas ketidakhadiran Helmi. Dan menjadi PR besar bagi Helmi untuk menunjukkan penampilan prima pada debat kedua. \"Saat menyaksikan debat, orang ingin melihat kekompakan pasangan. Kalau seperti ini bisa diterjemahkan orang, mereka tidak kompak, dan menimbulkan bermacam persepsi orang, harusnya tidak boleh terjadi,\" kata Azhar.

Pertanyaan Moderator Kurang Mendalam Disisi lain, Azhar Marwan juga menyoroti tema dan rangkaian pertanyaan yang dirancang oleh tim Panelis. Secara umum, pertanyaan yang dibaca oleh moderator kepada paslon terlalu abstrak dan kurang mendalam, membuat jawaban menjadi mengambang.

Padahal temanya, sudah cukup menarik tentang kesejahteraan masyarakat, dengan poin tentang kepemimpinan, pelayanan publik, upaya memajukan daerah, dan keluarga berencana.

\"Seharusnya, pertanyaan yang disiapkan harus mampu memancing calon untuk mengambarkan langkah rill mereka dalam bekerja bila perlu dilengkapi dengan data-data kongkrit, sehingga jawabannya lebih menukik dan membedah. Karena jawaban itu yang ingin didengar masyarakat,\" tandas Azhar.

Pada debat publik kedua, dirinya berharap agar tim panelis dan moderator bisa betul-betul menggali dan membedah pertanyaan lebih mendalam. \"Paslon harus dipancing berbicara data, dan apa yang akan mereka kerjakan jika berhasil terpilih menjadi kepala daerah,\" terangnya.

Panwasli Kaji Surat Izin Helmi Surat izin ibadah kuruj yang dilaporkan Helmi ke KPU kota, akan dikaji oleh Panitia Pengawas pemilihan (Panwaslih) Kota Bengkulu. Namun, surat itu baru akan dikaji jika Helmi tetap tidak hadir pada debat kedua tanggal 9 Mei dan debat ketiga 21 April 2018 mendatang.\"Kita lihat saja nanti, kalau tidak hadir ada kajian dari kita. Yang jelas terkait alasan ketidakhadirannya itu karena apa, apakah benar-benar untuk ibadah atau apa, kita lihat nanti,\" kata komisioner Panwas kota, Ir Sugiharto.

Pun demikian, pihaknya mengaku ketidakhadiran Helmi tersebut untuk sementara tidak melanggar Peraturan KPU. Sebab yang melanggar itu jika kedua pasangan calon kedua-duanya tidak hadir maka bisa diberikan sanksi pembatalan calon. Tetapi dalam hal ini, Helmi sudah diwakilkan oleh kehadiran pasangannya Dedy Wahyudi, dan sudah menyampaikan surat izin beribadah sesuai yang diatur dalam PKPU. (805)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: