Nasabah Bank Diminta Waspada

Nasabah Bank Diminta Waspada

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Setelah Kejahatan skimming atau menyalin data nasabah di kartu debit melalui skimmer, kini ada modus kejahatan perbankan lain yang perlu diwaspadai nasabah, yaitu data bridge dan one time password (OTP).

Data bridge adalah sistem yang bisa membaca data personal nasabah, seperti nama ibu kandung dan tanggal lahir. Sedangkan one time password (OTP) adalah penyedotan dana nasabah lewat beberapa situs jual beli e-commerce.

Karena itu, perbankan akan meningkatkan keamanan dengan menambah informasi lainnya dan akan meningkatkan keamanan dengan biometric.

Kepala Cabang BRI Bengkulu, Ismet Sarmen mengatakan, data bridge merupakan modus kejahatan baru dengan membaca data personal nasabah, seperti nama ibu kandung dan tanggal lahir. Data-data tersebut dengan mudah didapatkan di mana saja. Selain itu, ada juga model kejahatan OTP yang biasanya pelaku mengetahui nama dan nomor telepon calon korban serta berusaha melakukan transaksi di situs jual beli online dengan menggunakan data hasil curian.

Nasabah kemudian akan menerima SMS notifikasi OTP atau yang berisi password sekali pakai untuk verifikasi pembayaran, kendati nasabah tersebut tidak sedang bertransaksi.

\"Selain skimming, nasabah perlu mewaspadai modus kejahatan baru yakni data bridge dan OTP,\" ujar Ismet, kemarin (18/3).

Kejahatan dengan modus data bridge dan OTP yakni mereka membaca data yang polanya selama ini sama seperti nama ibu kandung, tanggal lahir serta no handphone karena semua bisa didapatkan di mana saja dan sudah terlalu mudah untuk didapatkan.

\"Banyak data personal nasabah yang mudah didapatkan sehingga terjadi tindak kejahatan, oleh karenanya penting bagi nasabah untuk mewaspadai hal ini,\" sambung Ismet.

Mengantisipasi hal ini, pihaknya juga telah meningkatkan keamanan data nasabahnya dengan menambah informasi agar tidak mudah diretas oleh pelaku kejahatan. Sehingga kejahatan serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.

\"Sekarang solusinya adalah menambah tingkat keamanan agar nasabah tidak lagi dirugikan dengan aksi kejahatan dan nasabah jangan menyerahkan data pribadi yang mengatasnamakan petugas BRI,\" lanjut Ismet.

Saat ini pihaknya tengah merancang untuk memperkuat sistem keamanan, seperti penambahan jenis informasi yang tidak mudah ditebak oleh si pelaku yang ada hubungan emosional nasabah. Misalnya, ada data tambahan, seperti makanan kesukaan atau warna kesukaan yang hanya diketahui oleh nasabah sendiri.

\"Kami akan tingkatkan keamanan dengan informasi pribadi tambahan serta dengan memanfaatkan data personal lainnya seperti pendeteksi mata, sidik jari, hingga wajah,\" terang Ismet.

Ia menilai, data protection ini harus dilakukan, sebab sekarang password akan mudah dibaca oleh hacker. Oleh karenanya, pengamanan juga harus bisa biometric, seperti retina, fingerprint dan wajah agar menghindari menjadi sasaran pelaku kejahatan.

\"Password saja tidak cukup, mudah ditembus hacker. Kita harus tingkatkan pengamanannya lebih jauh agar tidak ada lagi yang menjadi korban kejahatan ini,\" tukas Ismet.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Endang Kurnia Saputra mengatakan, pihaknya mendukung perbankan untuk semakin memperketat pengamanan. Pihaknya juga mendorong perbankan melalui ketentuan-ketentuan yang di keluarkan untuk memberikan pengamanan, baik di penggunaan transaksi menggunakan kartu kredit kartu ATM maupun kartu debit.

\"Semuanya sekarang bisa melihat bahwa sekarang, perbankan sudah mengeluarkan kartu ATM atau debit yang menggunakan chip dengan tingkat keamanan tinggi,\" ujar Endang.

Dengan teknologi chip, para pembobol dana nasabah akan sulit menjalankan aksi mereka. Selain itu, BI juga mengawasi sistem keamanan perbankan di Indonesia. BI Memastikan deteksi sistem yang ada di perbankan mampu menangkal kegiatan-kegiatan yang merugikan masyarakat.

\"Kami terus melakukan keamanan. Namun untuk mensukseskan langkah ini tidak bisa BI jalan sendiri karena harus ada kerjasama yang baik dari perbankan,\" sambung Endang.

Endang menambahkan, BI meminta kepada seluruh perbankan memasangkan CCTV canggih yang berukuran kecil menempel di seluruh ATM. Masyarakat pun harus mulai terbiasa ketika ingin bertransaksi menutup ruang tombol PIN.

\"CCTV di ATM pastikan selalu aktif, masyarakat juga harus waspada saat mengetikkan pin ATM sehingga bisa terhindar dari berbagai tindak kejahatan. Jikalau memang terjadi skimming dan data bridge, maka pihak perbankan harus mengganti kerugiannya,\" tukas Endang.(999) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: