Bidan Desa Dituntut Cekatan, Mampu mendeteksi Dini Resiko Ibu Melahirkan

Bidan Desa Dituntut Cekatan, Mampu mendeteksi Dini Resiko Ibu Melahirkan

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Bidan menjadi orang yang paling dibutuhkan pertama saat menjelang ibu melahirkan. Maka demikian, bidan pun ditutut untuk cekatan dalam melakukan penanganan pada ibu melahirkan. Termasuk resiko-resiko yang bakal terjadi, ketika seorang ibu melahirkan bayi dalam kandungan. Ketua Ikatan Bidang Indonesia (IBI) Provinsi Bengkulu, Hj Yusniar SST SK MM mengatakan seorang bidan harus mampu melakukan deteksi dini, terhadap apa saja yang akan terjadi saat seorang ibu melahirkan.

\"Deteksi dini terhadap resiko atau hal-hal tidak diinginkan saat melahirkan, harus diketahui oleh bidan. Jadi nantinya, bidan bisa melakukan langkah-langkah penanganan,\" terang Yusniar kepada Bengkulu Ekspress, saat menghadiri kegiatan simposium penanganan kasus emergensi pada anak dan ibu hamil, di Gedung Serbaguna (GSG) Pemprov Bengkulu, kemarin (30/7).

Dijelaskannya, deteksi dini dan penanganan ibu hamil secara intensif memang wajib dilakukan oleh seorang bidan. Baik nantinya ketika ada resiko pendaraan, darah tinggi, maupun resiko lain yang mambahayakan bagi ibu maupun bayi saat melahirkan nanti. Langkah antisipasi, hingga upaya rujukkan harus menjadi inisiatif seorang bidan dalam melakukan penanganan. \"Resiko buruk sampai meninggal dunia, pernah terjadi. Agar hal itu tidak terjadi, dibutuhkan ilmu yang cukup dalam menangani ibu hamil. Khususnya bidan-bidan yang ada di daerah-daerah terpencil,\" tegasnya.

Dengan diadakan pelatihan ataupun workshop penanganan kasus emergensi pada anak dan ibu hamil, yang digelar oleh Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand) Plus Bengkulu dari dr/drg Sumatera Barat itu, diikuti secara antusias oleh para bidan dan dokter yang ada di Provinsi Bengkulu. Setidaknya, ratusan dokter dan bidan mengikuti 8 materi secara seksama oleh dokter-dokter handal yang ada di Provinsi Bengkulu.

Seperti materi, perdarahan postpartum dan penanganan preeklamsia oleh dr violita Sp OG, Imunisasi dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) oleh dr Jurnalis Sp A, diagnosis dan tatalaksana TB paru anak oleh dr Siti Amanah Septiana Sp A, alur tatalaksana kejang demam terbuka oleh dr Rini Kemala SpA MKes. Kemudian ada materi deteksi dini dan kegawat daruratan pada kasus bedah anak oleh DR dr Julian Sp B, penanganan hipertensi pada ibu hamil oleh dr Rasmijon Sp PD KKV, deteksi dini kasus bedah bedah saraf dan anak oleh dr Liza Amelia Sp BS serta meteri masalah dan tatalaksana kelainan gigi pada anak oleh dr Edriwan Mansyur.

\"Jadi mereka (bidan dan dokter) mendapatkan ilmu bagimana cara melakukan deteksi dini, imunisasi, bedah syaraf, pendarahaan, hingga ilmu-ilmu lainnya,\" tambah Yusniar.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Bengkulu, Dr H Syafriadi MM menuturkan, kegiatan pemberian pemahaman lebih kepada dokter dan bidan ini harus terus dilakukan. Bahkan jika perlu, kegiatan itu dapat diprogramkan pada masing-masing organisasi profesi kesehatan. \"Update ilmu itu harus terus dilakukan. Jika tidak maka akan ketinggalan. Untuk itu jangan malas update ilmu,\" papar Syafriadi.

Dokter dan bidan memang terus dituntut untuk meningkatkan kualitas profesinya. Terlebih, Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) yang diselenggaran di Jogja akan segera digelar. Dimana kegitan itu nantinya akan dihadiri oleh dokter dari berbagai negara. Jika tidak terus mengupdate ilmu, maka dokter dan bidan akan ketinggalan. \"Terus belajar dan belajar. Jangan ada perpecahaan antara teman sejawat dan tentunya jangan gagal teknologi. Karena hal itu memang dipentingkan,\" tegasnya.

Disisi lain, Ketua FK Unand Plus Bengkulu, dr Abul Khair menuturkan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat memang harus terus ditingkatkan. Kesempatan dalam meningkatakan kompetensi dan wawasan ini harus dimanfaatkan secara baik.

\"Tiada hari tanpa belajar, ini prinsip kita. Ibarat pribahasan tuntutlah ilmu sampai keliang lahat. Apalagi dalam waktu dekat, para medis dari luar negeri akan datang ke Indonesia. Ini tantangan, jangan sampai kalah bersaing,\" pungkasnya. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: