Harga Garam Melambung

Harga Garam  Melambung

\"Kelangkaan

CURUP, Bengkulu Ekspress - Kelangkaan garam yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia juga terjadi di Kabupaten Rejang Lebong. Dimana saat ini, komoditas yang menghasilkan rasa asin tersebut mulai susah ditemui. Dengan langkanya komoditas garam di Kabupaten Rejang Lebong tersebut, berdampak pada harga jual garam itu sendiri yang mengalami kenaikan. Dimana saat ini harga garam di Kabupaten Rejang Lebong mengalami peningkatan dibandingkan dengan harga biasanya.

\"Saat ini, keberadaan garam memang tengah langka,\" aku Akok (52) salah satu pemilik toko Sembako di Pasar Atas Kota Curup saat ditemui Selasa (25/7) kemarin. Menurut Akok, kelangkaan komoditas garam tersebut bukan hanya terjadi di Kabupaten Rejang Lebong saja, melainkan juga dari daerah asal mereka memasok garam untuk Kabupaten Rejang Lebong yaitu di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

\"Kelangkaan ini memang dari asal kami ngambil barang, yaitu dari Kota Palembang, karena kita ngambil barang dari Palembang,\" terang Akok. Menurut Akok, garam yang mereka ambil tersebut memang dari Palembang, namun asalnya garam tersebut tetap berasal dari Pulau Jawa, hanya saja pengemasannya saja yang dilakukan di Kota Palembang. Kelangkaan garam ini sendiri, menurut Akok bukan hanya terjadi dalam beberapa hari terakhir saja, namun sudah berlangsung sejak 2 bulan terakhir. Dengan tidak masuknya pasokan garam dari Palembang tersebut, pihaknya hanya mengandalkan stok garam yang ada.

\"Sudah dua bulan kita minta pasokan, namun hingga sekarang belum dikirim karena pasokannya kosong, kita hanya mengandalkan yang ada saja,\" akunya. Sementara itu, untuk harganya sendiri, menurut Akok, saat ini harga garam mengalami kenaikan sekitar Rp 1.000 setiap bungkusnya. Ia mencontohkan untuk harga garam yang sebelumnya Rp 1.500 per bungkus, saat ini sudah Rp 2.500 per bugkus.

Senada yang disampaikan Akok, Safran (37) pemilik toko lainnya mengaku bahwa saat ini memang tengah terjadi kelangkaan garam di Kabupaten Rejang Lebong, khususnya di Kota Curup. Dimana menurutnya dalam satu bulan terakhir pasokan garam biasanya ia datangkan dari Pulau Jawa tak kunjung dikirim, karena tidak ada barangnya.

\"Sudah lama kita tidak dikirim dari pemasok kita yang ada di Pulau Jawa,\" terangnya. Untuk menutupi ketersediaan garam tersebut, Safran mengaku ia terpaksa mengambil dari pedagang lainnya. Tentu saja dengan mengambil dari pedagang lainnya tersebut berdampak pada harga garam sendiri yang sudah tinggi sehingga ia terpaksa menaikkan harga jualnya juga. Di sisi lain, dengan langkanya komoditas garam tersebut, sejumlah garam yang tak layak edar mulai bermunculan di pasaran. Berdasarkan pantauan Bengkulu Ekspress, salah satu merek garam yang pernah dilarang edar garam yang tidak memiliki sertifikat dari BPOM. (251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: