Mengunjungi Masjid Jamik Bengkulu di Bulan Puasa Wisata Religi, Bisa Dikujungi 1000 Orang Dalam Sehari

Mengunjungi Masjid Jamik Bengkulu di Bulan Puasa Wisata Religi, Bisa Dikujungi 1000 Orang Dalam Sehari

Beberapa tempat wisata religi semakin ramai dikunjungi saat Ramadhan. Salah satunya Masjid Jamik Bengkulu. Masjid yang didesain oleh Presiden RI Soekarno itu ramai dikunjungi saat bulan puasa. Selain beribadah, kita juga bisa berwisata religi dan sejarah. Rewa Yoke D - Kota Bengkulu Salah satu yang paling difavoritkan untuk dikunjungi saat bulan puasa yaitu Masjid Jamik Bengkulu. Selain ingin menunaikan ibadah, para pengunjung dari luar kota juga memanfaatkan kunjungan ke sana untuk menikmati wisata bersejarah di Kota Bengkulu. Terletak di Jalan Letjend Suprapto Kota Bengkulu dan berada di kawasan pertokoan menjadi salah satu destinasi wisata religi yang patut untuk dikunjungi.

Imam Masjid Jamik Bengkulu H Ahmad Sadikin SH MSi mengatakan, lokasi wisata yang satu ini akan mencapai puncak keramaiannya pada pertengahan bulan puasa. Saat itu, pengunjung yang datang ke tempat ini bisa mencapai ribuan pengunjung dalam sehari.

\"Hampir tiap hari masjid Jamik Bengkulu selalu ramai dikunjungi baik dari luar kota maupun dari dalam kota Bengkulu,\" ungkap Ahmad kemarin (8/6).

Dijelaskan Ahmad, Masjid Jamik Bengkulu, berdasarkan catatan sejarah, pada mulanya berdiri di Kelurahan Bajak, yakni di sekitar lokasi makam pahlawan nasional Sentot Alibasyah Prawiradirja yang merupakan panglima perang laskar Pangeran Diponegoro. \"Kemudian, sekitar awal abad ke-18 Masjid Jamik Bengkulu dipindahkan ke lokasi sekarang di Jalan Soeprapto,\" jelas Ahmad.

Ahmad menambahkan, Masjid Jamik Bengkulu pada abad ke-19 bentuknya sangat sederhana. Pada saat itu hanya menggunakan bahan atau material dari kayu dan beratapkan hanya dengan daun rumbia, serta memiliki lantai yang sangat sederhana pula.

\"Oleh Karena itu, jika musim hujan tiba, seringkali daerah sekitar masjid ini menjadi becek dan kotor,\" tambah Ahmad.

Pada masa pergerakan, sekitar awal tahun 1930-an, Gubemur Jenderal De Jonge mengeluarkan kebijakan baru dalam bidang politik dengan menjalankan sistem politik yang lebih reaksioner terhadap kaum pergerakan, yaitu larangan berkumpul dan melakukan rapat. Kepada siapa yang melanggar peraturan tersebut akan diancam hukuman buang. \"Salah satu tokoh pergerakan pada waktu itu terkena peraturan gubemur jenderal tersebut yaitu Ir. Soekarno,\" jelas Ahmad.

Ahmad melanjutkan, Ir. Soekarno dianggap melanggar peraturan telah mengadakan rapat di kota Bandung pada tahun 1930. Maka, ia bersama keluarga menjalani hukuman buang. Mulanya Bung Kamo dibuang di Flores (Endeh), sebelum akhimya menjalani sisa-sisa hari di Bumi Raflesia ini sekitar tahun 1938. Dalam kurun itu banyak hal yang dilakukan oleh Bung Karno, salah satunya mendesain ulang Masjid Jamik.

\"Salah satunya adalah memakmurkan tempat beribadah kaum muslim di Bengkulu,\" lanjut Ahmad.

Sukarno yang mengantongi gelar insinyur bidang arsitektur meninggalkan jejak saat melakukan renovasi atau perbaikan secara menyeluruh terhadap bangunan Masjid Jamik. \"Banyak renovasi yang sudah dilakukan oleh Soekarno untuk bangunan Masjid Jamik ini,\" ujar Ahmad.

Sebelum direnovasi oleh Soekarno, bangunan Masjid Jamik hanyalah sebuah gubuk kecil yang oleh masyarakat sekitar disebut \"Surau Lamo\".  Oleh Bung Karno dirancang satu bangunan bergaya Eropa dengan dua buah bubungan dan teras memanjang. Dan menariknya, di setiap bulan puasa, masjid dengan atap berwarna merah ini akan berubah menjadi lokasi yang sangat ramai pengunjung.

\"Jika kamu adalah orang yang senang berwisata religi, lokasi ini layak dijajal karena selain mengunjungi tempat wisata juga sebagai tempat ibadah umat muslim,\" tutupnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: