241 Desa Rawan Gempa Bumi

241 Desa Rawan Gempa Bumi

 Basarnas Bengkulu Rakor SAR Daerah 2017

BENGKULU, BE - Dalam menghadapi Bencana Gempa Bumi yang berpotensi terjadi di Provinsi Bengkulu, Badan SAR Nasional (Basarnas) Provinsi Bengkulu selaku leading sektor terdepan SAR dalam pelaksanaan pencarian dan pertolongan pada masa tanggap darurat, menggelar rapat koordinasi SAR daerah 2017 di Hotel Santika hari ini (8/5) dalam rangka penyusunan rencana kontinjensi kluster SAR pada bencana gempa bumi di Provinsi Bengkulu.

Kepala Kantor SAR Bengkulu Agolo Suparto S.Sos mengatakan, di Provinsi Bengkulu ada 241 Desa/kelurahan di tujuh kabupaten di pesisir barat pantai Bengkulu dan ditetapkan sebagai desa/kelurahan rawan bencana Gempa Bumi. \"Dalam rangka mengantisipasi terjadinya bencana gempa bumi di Provinsi Bengkulu maka diperlukan penyusunan Rencana kontinjensi kluster SAR pada bencana gempa bumi di Provinsi Bengkulu,\" ungkap Agolo Suparto kemarin (7/5)

Tujuh Kabupaten dan kota diwilayah pesisir barat Provinsi Bengkulu yaitu Kota Bengkulu, Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur. Selain itu, posisi Provinsi Bengkulu terletak di sisi timur laut Samudra Hindia dan berada kurang lebih 150 km dari Zona Subduksi (tumbukan) pertemuan lempeng aktif Indoaustralia dan Eurasia. Bengkulu juga terletak pada jalur Sesar Semangko yang aktif bergeser.

\"Patahan tersebut menyimpan energi yang besar, apabila suatu saat energi tersebut dilepaskan maka akan menimbulkan gempa bumi. Karena itulah provinsi Bengkulu adalah daerah yang rawan terjadi gempa bumi,\" ujar Agolo Suparto.

Penyusunan Rencana kontinjensi kluster SAR pada bencana gempa bumi di Provinsi Bengkulu bertujuan untuk menyediakan pedoman acuan bagi Kantor SAR Bengkulu dalam melaksanakan operasi yaitu pada saat memasuki Tanggap Darurat Bencana ketika terjadi Gempa Bumi di wilayah Provinsi Bengkulu, operasi SAR dapat dilakukan secara cepat, tepat, efektif, terpadu dan aman, sesuai dengan standar Basarnas.

\"Maka rencana kontijensi ini sangat penting disusun guna diambilnya tindakan yangg tanggap dan cepat saat mengahadapi gempa bumi,\" jelas Agolo Suparto.

Dalam pelaksanaan pencarian dan pertolongan (SAR) pada masa tanggap darurat bencana, Kantor SAR Bengkulu berkoordinasi dengan TNI, Polri, Pemerintah Daerah dan Instansi/Organisasi terkait untuk menyusun Rencana Kontinjensi dalam menghadapi suatu kondisi darurat bencana gempa bumi yang diperkirakan terjadi di wilayah Provinsi Bengkulu. \"Saat ini Kantor SAR Bengkulu memprioritaskan pada Bencana Gempa Bumi, mengingat Provinsi Bengkulu memiliki sejarah dan potensi terjadinya Gempa Bumi yang cukup tinggi,\" jelasnya.

Pencarian dan pertolongan (SAR) adalah salah satu tindakan pokok dalam penanganan bencana alam, khususnya pada fase tanggap darurat saat terjadinya bencana. Penyelenggaraan pencarian dan pertolongan tersebut dilaksanakan oleh pemerintah yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan.

\"Dalam penanganan bencana, Basarnas mendukung BNPB dalam pelaksanaan kegiatan pencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana pada masa tanggap darurat yang merupakan tahapan penting untuk menekan jumlah korban jiwa seminimal mungkin,\" tambahnya.

Sementara itu, Kepala Sub Seksi Operasi SAR Bengkulu Supriono, SH mengatakan operasi SAR dilakukan dengan cepat, tepat, aman dan terpadu antar seluruh elemen yang terlibat. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan operasi yang matang dan komprehensif sesuai dengan visi dan misi Basarnas. \"Rencana Kontinjensi klaster SAR pada bencana Gempa Bumi di Bengkulu disusun pada tahap pra bencana untuk mengantisipasi keadaan darurat yang akan terjadi kedepan,\" tutur Supriono.

Rencana Kontinjensi ini akan diaktifkan segera setelah memasuki tahap Tanggap Darurat ketika terjadi Bencana Gempa Bumi di wilayah Provinsi Bengkulu. Konsep dasar Rencana Kontinjensi Klaster SAR pada bencana Gempa Bumi di Bengkulu disusun dan dititik beratkan pada penanganan SAR yaitu operasi pencarian, pertolongan, penyelamatan dan evakuasi masyarakat. \"Kami mengutamakan pada operasi pencarian, pertolongan, penyelamatan dan evakuasi masyarakat sewaktu-waktu ketika bencana tersebut terjadi,\" imbuh Supriono.

Dalam menghadapi kemungkinan terjadinya Bencana Gempa Bumi di Provinsi Bengkulu maka Kantor SAR Bengkulu mengambil kebijakan melaksanakan siaga SAR selama 24 jam, melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait, melengkapi dan menyiapkan sarana dan peralatan SAR dalam menanggulangi Bencana Gempa Bumi, dan menyiapkan Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan operasi SAR. \"Kami juga mempersiapkan tim SAR yang siaga selama 24 jam agar tanggap menghadapi kemungkinan keadaan darurat yang terjadi,\" sambung Supriono.

Untuk mendukung pelaksanaan operasi SAR di Bengkulu, maka unsur yang dibutuhkan adalah Fasilitas Perawatan korban/rumah sakit, Perahu Karet dan Sea Rider, truk Angkut, Rescue Car Double Cabin, Rescue Car Compartement, Motor Trail, ATV (All terrain Vehicle), Ambulance dan Peralatan medis, serta Peralatan Komunikasi yang mampu mengendalikan dan mengkoordinasikan SRU Darat, Laut dan Udara. \"Tentu saja untuk mensukseskan pelaksanaan hal ini maka harus didukung dengan berbagai fasilitas untuk proses evakuasi korban bencana,\" tuturnya.

Supriono berharap ke depan Rencana Kontinjensi dapat digunakan sebagai pengayaan bahan acuan dalam rangka menentukan kebijakan dasar dalam pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan pada Bencana Gempa Bumi di wilayah Provinsi Bengkulu.

\"Untuk itu dibutuhkan peran dari masing-masing instansi atau lembaga berpotensi SAR, tentunya sangat penting dalam penyusunan Rencana Kontinjensi, agar perencanaan operasi pencarian dan pertolongan kedepan dapat terlaksana dengan baik,\" tutupnya.(999/prw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: